Serangan lalat buah (Bactrocera spp.) telah menjadi momok bagi petani cabai di Indonesia, menyebabkan kerusakan buah yang parah hingga berujung pada kegagalan panen. Penggunaan insektisida kimia secara terus-menerus tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga menimbulkan resistensi pada hama. Oleh karena itu, pendekatan pengendalian yang ramah lingkungan menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas kombinasi warna perangkap dan atraktan alami dari daun kandanggu boku dalam mengendalikan populasi lalat buah pada tanaman cabai (Capsicum frutescens L.). Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian cabai di Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur pada Februari–Maret 2025, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 2 × 3 dengan dua faktor utama: warna perangkap (merah dan kuning) serta konsentrasi atraktan (1 ml, 2,5 ml, dan 5 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi warna kuning dan atraktan 2,5 ml (W2P1) paling efektif dalam menangkap lalat buah, terutama pada minggu pertama pengamatan. Walaupun efektivitasnya cenderung menurun di minggu-minggu berikutnya, pola penurunan ini sejalan dengan penurunan jumlah buah yang terserang dan peningkatan buah utuh yang dapat dipanen. Namun, secara statistik tidak semua perlakuan menunjukkan perbedaan nyata antar kombinasi perlakuan. Penelitian ini memperkuat potensi penggunaan atraktan nabati dan perangkap warna sebagai strategi pengendalian hama yang efektif, ekonomis, dan berwawasan lingkungan.