Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SIMBOLISME TRANSENDEN DALAM PUISI MATSNAWI PADA FIHI MA FIHI KARYA JALALUDIN RUMI: SEBUAH ANALISIS DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA Arini Atrasana; Lutfiyah Alinda; Fathin Masyhud
Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu Bahasa Vol. 4 No. 1 (2024): Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu Bahasa
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6734/argopuro.v4i1.6048

Abstract

Penelitian ini mengkaji simbolisme transenden dalam karya Jalaludin Rumi, khususnya Matsnawi dan Fihi Ma Fihi, dengan menggunakan pendekatan dekonstruksi Jacques Derrida. Simbol-simbol yang digunakan Rumi, seperti cinta, anggur, dan burung, tidak hanya berfungsi sebagai alat naratif, tetapi juga sebagai jendela untuk memahami ajaran sufistik yang lebih dalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam konteks sufisme, simbol-simbol ini menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian pencerahan. Pendekatan dekonstruksi memungkinkan pembaca untuk menggali makna yang bersifat terbuka dan dinamis, menciptakan ruang untuk interpretasi yang beragam berdasarkan pengalaman individu. Dengan demikian, simbolisme dalam karya Rumi diidentifikasi sebagai sumber inspirasi yang memperkaya diskusi akademik dalam studi keislaman dan kajian sastra. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang bagaimana ajaran sufistik tetap relevan dalam konteks modern dan mengajak pembaca untuk terus mengeksplorasi dimensi baru dari teks-teks spiritual. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memfasilitasi dialog antarbudaya serta memperluas perspektif tentang spiritualitas, sehingga mampu menghubungkan tradisi dan modernitas dalam pencarian makna kehidupan. Penelitian ini juga menemukan bahwa integrasi elemen tradisional dalam praktik spiritual modern mampu memperkaya pengalaman individu dalam pencarian makna kehidupan. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan lintas budaya meningkatkan rasa saling menghargai dan toleransi. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas perspektif tentang spiritualitas dan menciptakan jembatan antara tradisi dan modernitas.
SIMBOLISME TRANSENDEN DALAM PUISI MATSNAWI PADA FIHI MA FIHI KARYA JALALUDIN RUMI: SEBUAH ANALISIS DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA Arini Atrasana; Lutfiyah Alinda; Fathin Masyhud
Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu Bahasa Vol. 4 No. 1 (2024): Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu Bahasa
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6734/argopuro.v4i1.6048

Abstract

Penelitian ini mengkaji simbolisme transenden dalam karya Jalaludin Rumi, khususnya Matsnawi dan Fihi Ma Fihi, dengan menggunakan pendekatan dekonstruksi Jacques Derrida. Simbol-simbol yang digunakan Rumi, seperti cinta, anggur, dan burung, tidak hanya berfungsi sebagai alat naratif, tetapi juga sebagai jendela untuk memahami ajaran sufistik yang lebih dalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam konteks sufisme, simbol-simbol ini menggambarkan perjalanan spiritual dan pencarian pencerahan. Pendekatan dekonstruksi memungkinkan pembaca untuk menggali makna yang bersifat terbuka dan dinamis, menciptakan ruang untuk interpretasi yang beragam berdasarkan pengalaman individu. Dengan demikian, simbolisme dalam karya Rumi diidentifikasi sebagai sumber inspirasi yang memperkaya diskusi akademik dalam studi keislaman dan kajian sastra. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang bagaimana ajaran sufistik tetap relevan dalam konteks modern dan mengajak pembaca untuk terus mengeksplorasi dimensi baru dari teks-teks spiritual. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memfasilitasi dialog antarbudaya serta memperluas perspektif tentang spiritualitas, sehingga mampu menghubungkan tradisi dan modernitas dalam pencarian makna kehidupan. Penelitian ini juga menemukan bahwa integrasi elemen tradisional dalam praktik spiritual modern mampu memperkaya pengalaman individu dalam pencarian makna kehidupan. Selain itu, partisipasi dalam kegiatan lintas budaya meningkatkan rasa saling menghargai dan toleransi. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas perspektif tentang spiritualitas dan menciptakan jembatan antara tradisi dan modernitas.