Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Karakteristik Jalur Pedestrian di Indonesia terhadap Penilaian Walkability Wardiana, Indra Yuda; Kusuma, Hanson E.; Rahmawati, Putri Annisa
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 13 No. 1 (2024): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v13i1.258

Abstract

Berjalan kaki adalah aktivitas fisik yang mudah, murah, bisa dilakukan siapa saja, dan kapan saja. Berjalan kaki dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Namun, jalur pejalan kaki di Indonesia masih mengalami permasalahan yang dapat menganggu sampai mencelakai pejalan kaki. Jalur pejalan kaki yang dirancang dengan baik mampu meningkatkan walkability didalam sebuah komunitas atau kota. Namun, hubungan antara karakteristik jalur pedestrian di Indonesia dengan penilaian berdasarkan walkability masih kurang mendapat perhatian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik jalur pejalan kaki dan penilaian walkability-nya. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran kualitatif-kuantitatif. Tahap pertama dilakukan penelitian kualitatif secara eksploratif untuk menggali atribut karakteristik jalur pejalan kaki di Indonesia. Tahap ke-dua, penelitian kuantitatif eksplanatori dilakukan untuk memahami hubungan korelasional antara karakteristik jalur pejalan kaki dengan penilaian walkability. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis faktor dan regresi bivariat untuk mencari hubungan antara karakteristik jalur pejalan kaki dengan penilaian walkability. Berdasarkan kajian yang dilakukan, ditemukan karakteristik jalur pejalan kaki yang mempengaruhi penilaian walkability. Kualitas udara dan tanpa hambatan, keselamatan, infrastruktur, dan kualitas visual memiliki pengaruh positif terhadap walkability. Fungsi komersial dan keterbatasan memiliki pengaruh negatif terhadap walkability. Kualitas visual, keselamatan, kualitas udara dan tanpa hambatan, dan kesejukan memiliki pengaruh positif terhadap daya tarik rute. Sedangkan keterbatasan memiliki pengaruh negatif terhadap daya tarik rute.
Transformasi Rumah Tradisional Jawa di Jagalan Kotagede sebagai Penunjang Pariwisata Wardiana, Indra Yuda; Rahmawati, Putri Annisa; Pratiwi, Wiwik Dwi; Herdian, Aldi
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2025): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/atrium.v11i1.259

Abstract

Title: Transformation of a Silversmith's House in the Selaka Group, Jagalan Village, Kotagede as a Tourism Support Based on the Governor's Decree Number 131/KEP/2023, Kotagede was designated as a Cultural Heritage Area because there are many sites, buildings, and cultural heritage structures due to their high historical and cultural value. This is reflected in the social life of the community, urban space, and architecture. Kotagede has experienced many physical changes in buildings causing the original characteristics to fade. Therefore, efforts are needed to preserve buildings so that they are not eroded by time, tourism development, and the demands of individual needs. The study aims to identify the forms and reasons for the transformation that occurred in Kotagede and to review the suitability with the principles of preserving traditional Javanese houses. The study used a qualitative method with a case study research approach. The study focused on the traditional house of the Selaka Kotagede group, a community that works together with the Arkom Indonesia Foundation and the AirAsia Foundation. The forms of change in Selaka silver craftsmen include the spatial structure system (organization, hierarchy, circulation, territory) and the physical system (building materials). Changes include the position of core, peripheral, and additional elements. The study found that the traditional house of Selaka Kotagede silver craftsmen experienced changes in the periphery and the addition of elements, but the core elements were maintained to maintain cultural identity. Thus, the preservation of cultural heritage buildings in Kotagede can be implemented by maintaining the core elements of traditional house buildings.