Masa era digital ditandai dengan adanya pertukaran informasi secara masif, kebutuhan terhadap sistem keamanan yang tangguh menjadi krusial. Salah satu komponen fundamental dari sistem keamanan tersebut adalah pembangkitan bilangan acak (Pseudo Random Number Generation - PRNG) yang tidak terprediksi dan tidak menampilkan pola statistik. Kualitas dan ketidakterdugaan dari bilangan acak menjadi penentu utama kekuatan sebuah sistem enkripsi. Penelitian ini menyajikan evaluasi komparatif terhadap tiga algoritma PRNG yaitu AES-CTR, ChaCha20, dan Mersenne Twister (MT). Evaluasi dilakukan menggunakan output data berukuran 50 MB dengan simulasi sebanyak 20 kali pada setiap algoritma berdasarkan lima parameter utama: waktu pemrosesan, penggunaan memori, nilai entropi, nilai chi-square, dan standar deviasi dari distribusi byte. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketiga algoritma menghasilkan keluaran dengan tingkat keacakan yang sangat tinggi, ditunjukkan oleh nilai entropi yang identik dan ideal (8.0000). Algoritma ChaCha20 menunjukkan performa paling efisien, dengan waktu proses tercepat (0.1009 detik) dan konsumsi memori paling rendah (70.6113 MB). Di sisi lain, AES-CTR menghasilkan performa statistik yang sangat baik namun dengan konsumsi memori tertinggi (130.6746 MB . Mersenne Twister, menunjukkan performa distribusi byte yang sangat stabil, dengan nilai chi-square terendah (249.9215) dan standar deviasi terkecil (446.8977), mengindikasikan penyebaran data yang sangat merata. Seluruh proses simulasi dan visualisasi dilakukan secara interaktif melalui platform Streamlit, yang memungkinkan eksplorasi hasil secara real-time dengan antarmuka yang intuitif. Studi ini memberikan kontribusi empiris yang signifikan dalam pemilihan algoritma PRNG berdasarkan efisiensi sumber daya dan kualitas statistik, baik untuk aplikasi kriptografi maupun non-kriptografi.