Saerang, Viktoria Yustika
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Love Language yang Digunakan Generasi Z dalam Membangun Hubungan Personal Azzahra, Farah Aulia; Hidayatullah, Khuurin Iin Islami; Wildan, Muhammad; Firmansyah, Keyni Mahardika; Answend, Muhammad Febriansyah Rizki; Saerang, Viktoria Yustika; Arifin, Daffa Pasha; Sholihatin, Endang
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 10 No 12 (2024): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.12522438

Abstract

Konsep love language banyak digunakan dan menjadi trend di kalangan muda generasi Z, khususnya melalui media sosial. Tujuan penelitian ini adalah 1) ragam love language generasi Z untuk membangun hubungan personal; 2) penggunaan love languagepada generasi Z untuk membangun hubungan personal; dan 3) dampak penggunaan love language pada generasi Z dalam membangun hubungan personal. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi, generasi Z, dan bahasa cinta (love language) milik Chapman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara kepada 14 pasangan generasi Z secara anonim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) ragam love language generasi Z untuk membangun hubungan personal dalam penelitian ini meliputi words of affirmation, phisyical touch, quality time, dan acts of service; 2) penggunaan love language pada generasi Z untuk membangun hubungan personal dalam penelitian ini yaitu untuk saling menghayati dan menyayangi, meningkatkan rasa cinta, memberikan kenyamanan pada pasangan dalam membangun suatu hubungan, saling membantu dan saling memberikan kasih sayang dalam bentuk kata dukungan, serta memuji pasangan; 3) dampak positif penggunaan love language pada generasi Z dalam membangun hubungan personal yaitu menguatkan perasaan cinta kepada pasangan, menguatkan fondasi kedua pasangan agar saling mengalah sebagai bukti saling menyayangi dan menyemangati satu sama lain, meningkatkan kesadaran dalam mengevaluasi kesalahan masing-masing, dapat melakukan quality time yang mungkin tidak bisa dilakukan pasangan lain, dapat memberikan rasa percaya yg lebih dalam terhadap pasangan, memberikan ketenangan sehingga tidak "feeling lonely", menjadikan penyemangat satu sama lain, memiliki tempat bertukar atau saling berbagi cerita. Akan tetapi, dampak negatif penggunaan love language pada generasi Z dalam membangun hubungan personal yaitu munculnya kesulitan dalam memanajemen waktu untuk quality time serta kesulitan berpendapat satu sama lain ketika LDR karena tidak adanya kontak secara langsung.