Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Polarisasi Politik Melalui Interaksi Sosial Di Instagram: Studi Kasus Pemilu 2024 Di Indonesia Sitorus, Hema Junaice; Tanoyo, Mellysa; ., Irwansyah
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial (JKOMDIS) Vol. 4 No. 2 (2024): Mei - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jkomdis.v4i2.1675

Abstract

Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 di Indonesia merupakan salah satu peristiwa politik yang memiliki kontroversi dan dinamika yang menciptakan sejarah baru di Indonesia. Media sosial menjadi wadah terbuka bagi masyarakat untuk dapat memberikan pandangan mengenai para calon presiden dan calon wakil presiden. Penelitian ini menyelidiki bagaimana interaksi sosial di Instagram terhadap polarisasi politik selama proses Pemilu 2024 di Indonesia. Pendekatan kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengeksplorasi bagaimana platform media sosial berperan dalam pembetukan persepsi politik pengguna dan berkontribusi pada polarisasi wacana politik. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pengguna aktif platform tersebut, dengan fokus pada interaksi, pengalaman, dan jenis konten yang mereka gunakan. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa Instagram memainkan peran penting dalam membentuk opini politik dan menumbuhkan sudut pandang yang terpolarisasi. Faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini termasuk kurasi konten yang digerakkan oleh algoritme, efek ruang gema, dan pengaruh influencer politik. Selain itu, penelitian ini menyoroti bagaimana konten visual dan menarik di platform tersebut memperkuat respons emosional, yang semakin memperkuat sikap yang terpolarisasi. Penelitian ini menekankan pentingnya memahami dinamika interaksi media sosial dalam lanskap politik kontemporer, terutama dalam konteks pemilu. Wawasan yang diperoleh dari penelitian ini dapat menginformasikan strategi untuk mengurangi dampak negatif dari polarisasi politik dan mempromosikan wacana politik yang lebih berimbang di platform media sosial.
Communication Strategy In Achieving Sustainable Environmental Development: Case Study Of The Ban On The Use Of Plastic Bags In Familymart Retail Stores Anwar, Nugra P.; Sitorus, Hema Junaice; Tanoyo, Mellysa; Setijadi, Naniek Novijanti
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial (JKOMDIS) Vol. 4 No. 2 (2024): Mei - Agustus
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jkomdis.v4i2.1692

Abstract

This study explores the communication strategies utilized by FamilyMart retail stores to enforce the ban on plastics bags, aiming to support sustainable environmental development. As environmental concerns become increasingly significant, retail businesses are at the forefront of promoting sustainable practices. This research investigates how FamilyMart conveys its environmental policies to customers and the broader community to encourage behavior change towards eco-friendly alternatives. Using qualitative methods, the research involves in-depth interviews with store managers, content analysis of promotional materials, and observations of in-store communication efforts. According to the research, FamilyMart has a thorough communication strategy that consists of educational initiatives for customers, conspicuous signage, and active participation on social media. These tactics aim to encourage consumers to use reusable bags by raising awareness of the negative environmental effects of plastic bag usage. Effective communication strategies make use of visual aids, customer incentives for program involvement, and compelling and informative messaging. The report also emphasizes how crucial it is to use consistent messages throughout a range of communication channels and how important employee involvement is to achieve the initiative's goals. The findings show that establishing a sustainable culture and obtaining consumer compliance depend heavily on efficient communication. The report ends with actionable suggestions for retailers looking to put similar environmental policies into place. These suggestions emphasize the importance of using multifaceted, transparent, and engaging communication tactics to support long-term, sustainable change.
Apakah Kebenaran Selalu Benar? Memahami Filosofi Kebenaran dalam Ajaran Plato dan Michel Foucault Tanoyo, Mellysa
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i8.16011

Abstract

Karya-karya Plato, filsuf Yunani kuno, yang telah hidup ribuan tahun yang lalu masih sangat relevan jika dikaji lebih mendalam dan dengan perspektif-perspektif segar dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat di masa kini. Penelitian ini mengeksplorasi konsep kebenaran menurut Plato melalui studi literatur terhadap karya-karyanya, antara lain The Republic dan Cratylus. Plato menyatakan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang mutlak dan transenden, berbeda dengan persepsi manusia yang sering kali bersifat relatif dan dipengaruhi oleh konteks sosial. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan apakah kebenaran selalu benar? Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan analisis tekstual terhadap karya-karya Plato, serta studi literatur terkait teori-teori komunikasi termasuk paham yang dikembangkan Michel Foucault mengenai konsep diskursus. Melalui analisis ini, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana konsep kebenaran dapat dipahami dalam situasi di mana pandangan minoritas berlawanan dengan pandangan mayoritas. Suatu keadaan di mana seseorang memegang kebenaran, namun berada di dalam kelompok yang menentang pandangan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami implikasi dari pandangan Plato tentang kebenaran dalam konteks komunikasi sosial, serta untuk menelusuri bagaimana dinamika sosial dan kekuasaan mempengaruhi persepsi dan penerimaan kebenaran. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebenaran melampaui persepsi indrawi dan konstruksi linguistik. Kebenaran memerlukan upaya intelektual dan filosofis yang mendalam, dan meskipun secara ideal bersifat universal, penerimaannya dalam praktik sosial sangat bergantung pada dinamika kekuasaan dan konsensus kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran dapat mengalami distorsi dalam konteks sosial yang beragam. Penelitian ini menawarkan wawasan penting dalam memahami hubungan antara kebenaran filosofis dan penerimaannya dalam komunikasi sosial.