<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada materi Syuabul Iman dengan penerapan strategi pembelajaran bimbingan membaca. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum terdiri dari 2 (dua) siklus. Masing-masing siklus terdapat 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 03 Bengkulu Selatan Kabupaten Manna pada semester 1 tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individu maupun klasikal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, observasi dan dokumentasi. Data hasil pengamatan tes prestasi (achievement test) atau nilai evaluasi diolah dengan deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: keberhasilan penerapan strategi bimbingan membaca dalam pembelajaran PAI pokok bahasan Syuabul Iman bagi siswa kelas X SMAN 03 Bengkulu Selatan Kabupaten Manna yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Dari data hasil belajar siswa tahun lalu yang diambil sebagai data pra siklus, pembelajaran yang terjadi di kelas belum cukup kondusif, karena siswa cenderung kurang aktif dalam menerima pelajaran, sulit menemukan titik fokus terhadap mata pelajaran, malu untuk bertanya, kurang membaca dan basik kemampuan siswa yang rendah. Pada pembelajaran siklus I, dengan penerapan strategi bimbingan membaca proses pembelajaran yang berlangsung sudah membaik, ini terlihat dari prosentase keaktifan peserta didik 72, 71% dan prestasi belajar mengalami kenaikan dengan prosentase ketuntasan belajar peserta didik yang semula 47,06% menjadi 62,86% dengan rata-rata semula 67,88 naik menjadi 76,86. Pada pembelajaran siklus II, dengan penerapan strategi bimbingan membaca proses pembelajaran sudah terpusat pada materi pelajaran. Hal ini terlihat dari kenaikan prosentase keaktifan siswa dari siklus I, 72,71% menjadi 80,57% dan prosentase ketuntasan belajar pada siklus 62,86% menjadi 85,71%, sedangkan nilai rata-rata peserta didik siklus I, 76,86 menjadi 82,29. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II dan tidak perlu dilakukan siklus III.]]>
