Arsip yang terbuat dari kertas cepat ataupun lambat akan mengalami degradasi yang disebabkan oleh bahan dasar kertas maupun lingkungan penyimpanan arsip kertas. Upaya perbaikan arsip kertas dengan cara laminasi merupakan salah satu tindakan untuk menangani kertas yang rapuh sehingga dapat melestarikan arsip kertas. Dokumen arsip kertas yang rapuh diberikan perkuatan dengan penambahan kertas tisu jepang pada kedua sisi. Tisu Jepang digunakan sebagai kertas untuk merestorasi kertas karena memiliki serat yang panjang dan tebal sehingga dapat memperkuat kertas. Proses perkuatan arsip kertas selain menggunakan tisu Jepang juga diperlukan perekat yang digunakan untuk merekatkan antar arsip kertas dengan tisu Jepang. Perekat yang selama ini digunakan dalam merekatkan tisu Jepang dengan arsip kertas adalah CMC(Carboxymethyl Cellulose), MC (Methyl Cellulose) dan Starch(pati). Perekat yang berasal dari selulosa maupun pati rawan terhadap serangan jamur, oleh sebab itu diperlukan bahan alternatif perekat yang berasal dari biota laut. Pengembangan bahan perekat arsip kertas sudah pernah dilakukan dengan menggunakan CMCh(Carboxy Methyl Chitosan). CMCh(Carboxy Methyl Chitosan) merupakan turunan kitosan yang berasal dari kitin yang diperoleh dari proses isolasi dari invetebrata laut (misalnya udang dan kepiting), serangga, jamur serta ragi. Pengembangan perekat biota laut lainnya berasal dari alga merah berupa karagenan dapat digunakan sebagai alternatif perekat laminasi arsip kertas. Karagenan adalah bahan yang terdiri dari senyawa kelompok polisakarida galaktosa yang diperoleh dari hasil ekstraksi protein dan lignin rumput laut atau ganggang merah.