Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EVALUASI KENYAMANAN PEJALAN KAKI (Kasus jalan Pajajaran Bogor) NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 22, No 2 (2021): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v22i2.4691

Abstract

Sarana dan prasarana pejalan kaki sangat dibutuhkan untuk menunjang kenyamanan bagi masyarakat dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari sebagai alternatif menuju tempat tujuan. Jalan Pajajaran di kota Bogor mempunyai fungsi sebagai jalan arteri dan berada dilokasi pusat kota yang terdiri dari aktifitas perdagangan dan jasa, pendidikan, terminal, Rumah sakit, dan perkantoran sehingga dianggap cocok untuk dijadikan wilayah studi karena aktifitas jalan yang cukup padat. Kenyamanan pejalan kaki seharusnya ditunjang dengan sarana dan prasarana yang layak tetapi pada kenyataannya trotoar yang ada belum bisa dikatakan layak apabila ditinjau dari beberapa faktor antara lain sirkulasi pejalan kaki, kebisingan sekitar trotoar, ukuran dan bentuk trotoar, keamanan trotoar baik dari kemungkinan apapun, kebersihan dan keindahan sekitar trotoar. Tujuan dari dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kondisi eksisting disepanjang trotoar di Jalan Pajajaran, mengetahui pendapat responden dan pakar menyangkut kenyamanan pejalan kaki disepanjang Jalan Pajajaran, mengetahui kebijakan yang terkait dengan kenyamanan pejalan kaki di sepanjang Jalan Pajajaran, mengetahui kenyamanan pejalan kaki disepanjang Jalan Pajajaran Kota Bogor. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan pembagian kuesioner secara accidental sampling kepada pejalan kaki yang melewati jalan pajajaran sebanyak 100 responden, dokumentasi kebijakan, survey lapangan, perhitungan volume pejalan kaki, dan wawancara terkait variabel penunjang kenyamanan pejalan kaki yang terpenting.   Sedangkan untuk metode analisis data menggunakan analisis perhitungan tabulasi hasil angket dan analisis tabel silang (crosstab). Hasil yang diperoleh berdasarkan analisis deskriftif persentase mengenai persepsi pejalan kaki tentang kenyamanan ditinjau dari seluruh faktor diketahui dari jumlah 100 responden, menghasilkan zona 1 cukup baik 62,25%, zona 2 kurang baik 63,73%, dan zona 3 kurang baik 76,04%. Kondisi ini terkait pula mengenai tidak sesuainya antara kondisi trotoar dengan berbagai standar kebijakan teknis menyangkut trotoar. Adapun variabel yang paling penting menurut para pakar adalah faktor keamanan sedangkan menurut para responden adalah kebersihan.  Kata kunci: trotoar, kenyamanan, pejalan kaki
EVALUASI TROTOAR KOTA BOGOR (STUDI KASUS: JALAN KAPTEN MUSLIHAT DAN JALAN VETERAN) NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 2 (2022): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v23i2.6854

Abstract

ABSTRAK Sirkulasi pejalan kaki adalah ekspresi elemen transportasi yang penting dari pusat kota dan akan melibatkan berbagai aktivitas lainnya. Semua aktivitas transportasi akan saling mempengaruhi satu sama lain (Dewar, 1992). Sedangkan besar kecilnya potensi akan timbulnya pejalan kaki sangat tergantung pada faktor lokasi penggunaan lahan sekitar trotoar. Timbulnya potensi pejalan kaki di suatu lokasi akan berdampak pada berkembangnya aktivitas-aktivitas baru di antaranya adalah pedagang kaki lima (untuk selanjutnya disebut PKL) dan mobilitas kendaraan. Memperhatikan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah melihat permasalahan kondisi eksisting trotoar di sepanjang Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Veteran Kota Bogor; mengidentifikasi pendapat masyarakat pengguna trotoar terhadap kondisi dan permasalahan trotoar; mengidentifikasi kebijakan pemerintah terkait trotoar. Disarankan dalam Evaluasi Trotoar ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam pembangunan suatu fasilitas publik salah satunya trotoar, agar dibangun sesuai dengan aturan dan standar-standar teknis yang telah dikeluarkan oleh pemerintah agar kondisi kenyamanan pada trotoar dapat lebih terjamin. Selain itu, perlunya ketegasan pemerintah terhadap berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan yang telah dibuat sehingga tujuan penciptaan ketertiban umum dapat terpenuhi.  2. Perlu adanya koordinasi yang baik antara berbagai lembaga pemerintah, baik khsusnya pemerintah Kota Bogor, dalam hai ini Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor serta perlunya koodinasi pemerintah dengan pejalan kaki   agar berbagai kebijakan yang dikeluarkan tidak saling tumpang tindih dan dapat memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat khususnya pengguna trotoar di sepanjang Jalan Kapten Muslihat dan Jalan Veteran Kota Bogor. Kata kunci: kebijakan, kenyamanan, rencana kota, trotoar, ABSTRACT Pedestrian circulation is an expression of an important transportation element from the city center and will involve many other activities. All transportation activities will affect each other (Dewar, 1992). While the size of the potential for the emergence of pedestrians is very dependent on the factor of the location of land use around the sidewalk. The emergence of potential pedestrians in a location will have an impact on the development of new activities, including street vendors (hereinafter referred to as street vendors) and vehicle mobility. Taking into account the existing problems, the purpose of this study is to look at the problems of the existing condition of the sidewalks along Captain Muslihat Street and Veteran Street in Bogor City; identify the opinion of the community using the sidewalk on the condition and problems of the sidewalk; identify government policies related to sidewalks. It is recommended in this Sidewalk Evaluation as follows: 1. In the construction of a public facility, one of which is a sidewalk, so that it is built according to the rules and technical standards that have been issued by the government so that the condition of comfort on the sidewalk can be more guaranteed. In addition, the government needs firmness against various forms of violations of the rules that have been made so that the purpose of creating public order can be fulfilled. 2. There needs to be good coordination between various government institutions, especially the Bogor City Government, in this case the Bogor City Highways and Irrigation Service and the Bogor City Parks and Hygiene Service and the need for coordination between the government and pedestrians so that the various policies issued do not overlap and can provide service satisfaction to the community, especially sidewalk users along Captain Muslihat Street and Veteran Street in Bogor City. Key words: city plan, comfort, policy, sidewalk 
IDENTIFIKASI KERJASAMA PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN POLA PARTISIPATIF DI KOTA PAMANUKAN KABUPATEN SUBANG NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 20, No 1 (2019): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v20i1.1394

Abstract

Identifikasi Kerjasama Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan Pola Partisipatif di Kota Pamanukan Kabupaten Subang. Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian utama dalam konsteks penataan ruang, yaitu hak kepemilikan atas sebidang tanah, maka kepada yang bersangkutan harus mendapat perlindungan hukum untuk memanfaatkannya. Namun persoalan timbul manakala :Kebutuhan untuk memanfaatkan sebidang tanah untuk kepentingan pribadi ternyata berbeda dengan apa yang ditetapkan dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah).Hak untuk memanfaatkan sebidang tanah yang sudah sah dimilikinya ternyata hilang” atau tereduksi karena tanah tersebut menurut RTRW ditetapkan untuk kepentingan umum (misalnya untuk fasos-fasum, jalan dan sebagainya).Sekelompok bidang tanah yang di tempatinya (baik telah mempunyai status kepemilikan yang jelas atau tidak) ternyata diminati oleh investor untuk di bangun dan dirubah pemanfaatannya sesuai dengan RTRW.Pada Kasus diatas menunjukan bahwa di Kabupaten Subang belum ada fungsi mediasi, advokasi dan evaluasi yang baik, sehingga persoalan tersebut timbul. Berbagai institusi yang ada nampaknya kurang efektif dalam menanggapinya, selain pihak DPRD-nya.Dari hasil rumusan kesepakatan tentang program pengembangan kawasan lindung dan budidaya selanjutnya diinformasikan kepada seluruh instansi/lembaga terkait khususnya lembaga yang bertanggungjawab dan berwenang dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang.Untuk itu perlu dilakukan :Identifikasi instansi yang memberikan rekomendasi pemanfaatan ruang;Identifikasi sistem perijinan pemanfaatan ruang;Menyiapkan rumusan pengaturan koordinasi dan keterpaduan pemberian rekomendasi dan ijin pemanfaatan ruang.Dalam kegiatan pemberian rekomendasi ini instansi daerah (kabupaten dan propinsi) wajib melakukan koordinasi dengan TKPRD. Selanjutnya kepala daerah/bupati menerapkan standar perijinan pemanfaatan ruang.Tugas pokok dan fungsi Dinas Penataan Ruang agar disesuaikan dengan semangat upaya pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten.Sistem partisipasi masyarakat secara luas dan menyeluruh dari komponen partisipan pembangunan di Kabupaten Subang. Untuk membangun sistem dan pola partisipasi yang konstruktif diperlukan dana yang cukupDisarankan, materi hasil studi ini agar ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Daerah tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten Subang”. Kata Kunci : Tata Ruang, Pengendlian, Pemanfaatan Ruang, Pola Partisipasi
EVALUASI KARAKTERISTIK LALU LINTAS DAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DI KAWASAN SIMPANG KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 19, No 1 (2018): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v19i1.1686

Abstract

Persimpangan Parung merupakan ruas jalan kolektor sekunder yang menghubungkan antara Kecamatan Parung dengan wilayah Kota Bogor, Ciseeng, Tangerang, Ciputat dan Kota Depok serta merupakan perpotongan dari ruas Jalan Raya Parung - Bogor dan Jalan Haji Mawi-Ciseeng, Jalan Raya Gunung Sindur dan Jalan Raya Sawangan. Selain itu, kawasan simpang Parung juga merupakan salah satu kawasan yang memiliki permasalahan transportasi yang cukup komplek, seperti kondisi jalanan padat, terjadinya perlambatan pergerakan kendaraan, kemacetan hampir terjadi disepanjang ruas jalan, serta kenyamanan berlalu-lintas berkurang akibat tingginya hambatan samping. Berdasarkan hasil identifikasi kondisi kegiatan sekitar sepanjang ruas jalan dan analisis karakteristik arus lalu lintas kendaraan di kawasan simpang Parung Parung,ditemukan bahwa:  Penyebab permasalahan Lalu Lintas yang terjadi di Kawasan Simpang Parung : tingginya hambatan samping,  terjadinya penyempitan badan jalan yang diakibatkan oleh banyaknya angkutan kota dan angkutan bis yang ngetem, manajemen lalu lintas kawasan simpang belum tertata dengan baik,.Karakteristik Lalu Lintas di Ruas Jalan Kawasan Simpang Parung: bahwa kapasitas dasar masing-masing ruas jalan lebih tinggi dari kapasitas aktual dari masing-masing ruas jalan kawasan simpang di Kecamatan Parung, besarnya volume lalu lintas kendaraan dari masing-masing ruas jalan pada saat jam-jam puncak. Sehubungan dengan keadaan dan permasalahan lalu-lintas yang terjadi di kawasan simpang Parung, maka upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu-lintas yang terjadi adalah dengan cara perbaikan manajemen lalu-lintas yang tujuannya meningkatkan atau memperbaiki kinerja ruas jalan, sehingga nantinya diharapkan dapat melayani arus lalu-lintas dengan baik dan lancar. Kata Kunci: Perkotaan, Transport, Volume Lalu Lintas
PENGEMBANGAN TRANSPORTASI SUNGAI DAN DANAU DI WILAYAH JAWA TENGAH NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 18, No 1 (2017): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v18i1.1538

Abstract

Transportasi sungai dan danau di Provinsi Jawa Tengah, masih dapat dilangsungkan dan perlu difasilitasi agar tetap dapat berlanjut. Hal ini dimaksudkan sebagai alternative bagi transportasi barang, dan upaya untuk mengurangi beban lalulintas di jalan.Angkutan Sungai dan Danau yang yang ada di Jawa Tengah yang cukup potensial untuk dikembangkan :Sungai SerayuSungai Bengawan SoloPerairan Cilacap (Loh Manis, Jojok, Alas Malang, Prenca dan Sleko)Waduk Kedung OmboWaduk Gajah MungkurWaduk WadaslintangBeberapa dari potensi angkutan sungai dan danau bahkan sudah beroperasi. Kata Kunci: Tata Ruang, Transport Sungai
ANALISIS FUNGSI HALTE DALAM SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN KOTA BOGOR NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 23, No 1 (2022): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v23i1.5601

Abstract

Perlu mengetahui lokasi halte di Koridor II Trans Pakuan jalur Cidangaiang Ciawi Harjasari dilihat dari penggunaan lahan, jumlah naik dan turun penumpang serta persepsi masyarakat, sehingga dapat memberi akses yang layak kepada penumpang dan dapat menunjang BRT agar lebih efektif dan aman, sehingga pengguna Bus Trans Pakuan dapat dioptimalkan. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: Menganalisis penggunaan lahandi sekitar halte pada jalur koridor II Bus Trans Pakuan yaitu Cidangiang Ciawi - Harjasari.Menganalisis sebaran lokasi exsisting halte Bus Trans Pakuan di Koridor II.Menganalisislokasihalte Trans Pakuanpada segmen jalan, yang dapatberfungsi optimal bagi BRT Trans Pakuan berdasarkan jumlah naik dan turun penumpang, serta persepsi masyarakat di sekitar lokasi halte Koridor II Trans Pakuan. Ada beberapa saran dari penelitian, yakni : Didasarkan identifikasi dampak yang akan timbul, maka perlu dilakukan pengaturan dan penataan ruang sepanjang koridor Blackspot, pengelolaan kawasan, dan penegakkan hukum (monitoring dan pengendalian ruang secara ketat.Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam studi dan perencanaan blackspot selanjutnya. Dibutuhkan waktu studi yang lebih lama agar terwuud penelitian yang sempurna. Kata kunci : Kenyamanan, Pejalan Kaki, Trotoar
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI TARIMBANG SUMBAWA NGURAH PURNAMA JAYA, GDE
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 21, No 1 (2020): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v21i1.2636

Abstract

Pantai Tarimbang terletak di bagian selatan Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mencapai pantai ini, wisatawan yang datang dari luar Sumba harus menempuh jarak yang cukup jauh  yaitu ± 87 km dari Kota Waingapu yang merupakan Ibukota Kabupaten Sumba Timur. Sarana transportasi darat berupa angkutan umum yang ke dan dari obyek wisata Pantai Tarimbang berupa truk. Selain angkutan umum, tersedia juga travel bagi wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Pantai Tarimbang. Permasalahan yang dihadapi bagi pengembangan Pantai Tarimbang adalah aksesibilitas yang buruk seperti kondisi jaringan jalan yang rusak, minimnya ketersediaan angkutan umum bagi wisatawan merupakan permasalahan dalam pengembangan obyek wisata Pantai Tarimbang. Perlu upaya mengatasi permasalahan aksesibilitas pada obyek wisata Pantai Tarimbang dengan penanganan  ketersediaan kondisi jaringan jalan yang ke dan dari obyek wisata Pantai Tarimbang dengan identifikasi ketersediaan angkutan umum yang ke dan dari obyek wisata Pantai Tarimbang. Untuk mencapai tujuan dalam pengembangan wisata Pantai Tarimbang untuk menjadikan lokasi pantai ini sebagai tujuan wisata pantai utama di Kabupaten Sumba Timur, diperlukan: 1.  menambah dan memperbaiki aksesibilitas berupa pelebaran dan perbaikan jaringan jalan yang rusak, 2. penambahan armada angkutan umum berupa penyediaan bus pariwisata yang ke dan dari obyek wisata Pantai Tarimbang. Kata Kunci : wilayah, transport, pariwisata
Identifikasi Kesiapan Kawasan Terminal Baranangsiang sebagai Kawasan Transit Oriented Development Fikri, Mupid; Ngurah Purnama Jaya, Gde; Mansyur, Umar
Jendela Kota: Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Kota Vol. 1 No. 1 (2024): Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jekota.v1i1.40

Abstract

ABSTRAK Perkembangan Kota Bogor yang merupakan salah satu KSN Jabodetabekpunjur semakin berkembang baik dari pertumbuhan penduduk dan perkembangan fisik wilayah yang menyebabkan aktivitas didalamnya semakin meningkat. Peningkatan aktivitas ini selaras dengan meningkatnya kebutuhan transportasi Kota Bogor dimana saat ini kendaraan didominasi oleh kendaraan pribadi. Konsep pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development menjadi solusi dalam pengembangan kawasan yang mengintegrasikan pusat kegiatan dan jaringan angkutan umum. Kota Bogor dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2018 dan Peraturan Daerah Kota Bogor No 6 Tahun 2021 menetapkan pengembangan berorientasi transit skala kota pada kawasan Terminal Baranangsiang. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi eksisting kawasan TOD Terminal Baranangsiang Kota Bogor, dan 2) Menilai kesiapan teknis kawasan TOD Terminal Baranangsiang Kota Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis secara deskriptif dan spasial terkait kebijakan yang mendukung pada lokasi eksisting dan menggambarkan kondisi eksisting lokasi secara aktual, serta menganalisis secara deskriptif dan melakukan pengukuran menggunakan rating scale terhadap variabel kawasan TOD untuk mengukur kesiapan Kawasan Terminal Baranangsiang sebagai kawasan TOD. Hasil penelitian ini yaitu Kawasan Terminal Baranangsiang telah didukung beberapa kebijakan yang dapat mendorong sebagai kawasan berorientasi transit. Dilihat dari lokasinya, Kawasan Terminal Baranangsiang sangat strategis, sudah didukung oleh sistem transportasi dan pemanfaatan lahan yang sangat cocok dikembangkan sebagai kawasan berorientasi transit. Dilihat dari kesiapannya, kesiapan Kawasan Terminal Baranangsiang dirinci dari bloknya adalah blok A 67%, blok B 75%, blok C 72%, dan blok D 64% sebagai kawasan Transit Oriented Development. ABSTRACT The development of Bogor City, which is one of the Jabodetabekpunjur KSN, is growing both from population growth and physical development of the area which causes activities in it to increase. This increase in activity is in line with the increasing transportation needs of Bogor City where currently vehicles are dominated by private vehicles. The concept of transit-oriented development is a solution in developing areas that integrate activity centres and public transport networks. Bogor City in the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia Number 55 of 2018 and Bogor City Regional Regulation No. 6 of 2021 stipulates city-scale transit-oriented development in the Baranangsiang Terminal area. The objectives of this research are 1) Identify the existing Baranangsiang Terminal TOD area in Bogor City, and 2) Assessing the technical readiness of the Baranangsiang Terminal TOD area in Bogor City. The method used in this research is descriptive and spatial analysis related to policies that support the existing location and describe the actual existing conditions of the location, as well as descriptive analysis and measurement using a rating scale on TOD area variables to measure the readiness of the Baranangsiang Terminal Area as a TOD area. The results of this study are that the Baranangsiang Terminal Area has been supported by several policies that can encourage it as a transit-oriented area. Judging from its location, the Baranangsiang Terminal Area is very strategic, already supported by a transport system and land use that is very suitable to be developed as a transit-oriented area. Judging from its readiness, the readiness of the Baranangsiang Terminal Area detailed from its blocks is block A 67%, block B 75%, block C 72%, and block D 64% as a Transit Oriented Development area.