Pendahuluan: Sprain ankle merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh robeknya ligamen lateral akibat pergerakan yang berlebihan. Presentase kejadian sebesar 85% yang dapat menimbulkan keluhan berupa nyeri, bengkak dan penurunan stabilitas ligamen serta menyebabkan penurunan fungsi gerak dan performa atlet di lapangan. Penanganan fisioterapi dengan terapi latihan bertujuan untuk mengurangi keluhan dan mempercepat proses pemulihan. Pasien berinisial K, usia 17 tahun merupakan seorang atlet basket datang dengan keluhan nyeri dan bengkak, serta rasa tidak nyaman pada ankle kirinya akibat cidera pada saat latihan basket. Hasil inspeksi menujukkan adanya bengkak pada sisi lateral ankle sinistra.Metode: Pasien telah mendapatkan intervensi fisioterapi berupa kompres es dan terapi latihan sebanyak enam kali. Pemberian kompres es dengan ice pack pada seluruh bagian ankle yang cedera kemudian dilanjutkan dengan terapi latihan seperti ankle 4 way exercise, sliding towel exercise, calf raise exercise dan slow-step exercise. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan cedera ligamen anteriortalo fibular yang menyebabkan terjadinya penurunan stabilitas ankle joint. Pendekatan paling umum untuk penanganan akut pada kondisi Sprain ankle adalah protokol PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, dan Elevation). Jika dibandingkan dengan immobillisasi pemberian terapi latihan terbukti dapat mempersingkat proses pemulihan, seperti mengembalikan gerak fungsional ankle. Setelah diberikan intervensi fisioterapi didapatkan hasil penurunan nilai nyeri, diameter bengkak serta peningkatan stabilitas ligamen ankle joint. Kesimpulan: Penanganan Sprain ankle dengan menggunakan kompres es dan terapi latihan dapat menurunkan nyeri, mengurangi diameter bengkak dan meningkatkan stabilitas ligamen.