Abstrak: Review Artikel: Faktor Yang Mempengaruhi Jalan Nafas. Penatalaksanaan jalan nafas pada pasien menjadi permasalahan utama pada kasus pasien dengan general anestesi (GA). Pengelolaan jalan nafas merupakan tata cara untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka. Manajemen kepatenan jalan nafas dapat mencegah terjadinya gangguan airway dengan cara melakukan pemasangan alat jalan nafas. Pengelolaan jalan nafas pasien dengan alat dapatĀ menggunakan alat jalan nafas faring (Oro pharyngeal airway/OPA atau Naso pharyngeal airway/NPA), alat sungkup laring (laryngeal mask airway/LMA), maupun pemasangan pipa trakea (endotracheal tube/ETT). Permasalahan yang kerap muncul pada prosedur intubasi yaitu kesulitan intubasi. Kesulitan intubasi sering berhubungan dengan komplikasi serius, khususnya bila petugas gagal melakukan intubasi dalam suatu tindakan anestesi. Risiko yang dapat dialami pasien apabila kesulitan bahkan kegagalan intubasi terjadi yaitu, cidera pada saluran pernafasan pasien, seperti perdarahan, aspirasi, penumpukan sekret, yang dapat berujung pada kematian karena gagal nafas atau hipoksia. Kegagalan penatalaksanaan pasien dengan jalan napas sulit mengakibatkan sekitar 25-30% kematian yang diawali dengan hipoventilasi, hipoksemia, kerusakan sel otak. Faktor penting untuk meningkatkan kulitas manajemen jalan napas yaitu penilaian status fisik sesuai ASA (American Society of Anesthesiologis), penilaian usia pasien, durasi proses operasi, jenis operasi yang dilakukan dan karakteristik anatomi penyulit intubasi. Hal ini sangat berguna mencegah terjadinya kejadian tidak diinginkan yang disebabkan kesulitan jalan nafas seperti kegagalan intubasi, gagal nafas hingga kematian.