Keadaan perekonomian saat ini menjelaskan pertumbuhan ekonomi dengan keterlibatan dari berbagai upaya untuk membangun perekonomian. Negara Indonesia sebagian besar masih mengandalkan kredit sebagai pemasukan utama dalam membiayai operasionalnya. Kredit bermasalah diproksikan dengan rasio Non-Performing Loan (NPL). NPL mencerminkan risiko kredit, semakin tinggi NPL semakin besar risiko kredit. Faktor yang mempengaruhi NPL salah satunya adalah kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Faktor lainnya adalah Capital Adequacy Ratio merupakan nilai yang menjelaskan tentang risiko atas kekayaan yang dimiliki bank. Tingkat NPL diduga dapat disebabkan oleh bank size, semakin besar aktiva atau aset yang dimiliki suatu bank maka semakin besar pula volume kredit yang dapat disalurkan oleh bank tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik observasi nonpartisipan. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Bank Umum Konvensional di Indonesia yang berjumlah 92 Perusahaan dengan sampel sebanyak 21 perusahaan Perusahaan. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda, uji asumsi klasik serta menggunakan aplikasi SPSS. Dari hasil analisis didapatkan hasil bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Kredit Bermasalah (NPL), Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Kredit Bermasalah (NPL) dan ukuran Perusahaan (Bank Size) berpengaruh negatif signifikan terhadap Kredit Bermasalah (NPL).