alah satu alasan matematika dianggap sulit adalahmatematika sering kali melibatkan konsep-konsep abstrak danpemikiran logis yang tidak langsung terlihat dalam dunia nyatasehingga membingungkan bagi peserta didik yang lebih sukabelajar dengan konsep yang lebih konkret. Di sisi lain,pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru di kelas tidaksesuai dengan karakter dan keseharian peserta didik. Tidakheran jika sering dijumpai peserta didik yang kurang tertarikdengan pembelajaran matematika dan cenderung cepat bosan.Akibatnya kreativitas dan hasil belajar peserta didik menjadikurang optimal. Dalam rangka menumbuhkan suasana yangdekat dengan kehidupan peserta didik dalam pembelajaran,dengan harapan dapat meningkatkan kreativitas dan hasilbelajar peserta didik, salah satunya dapat dilakukan denganmelibatkan budaya tempat tinggal peserta didik. Oleh karenaitu, diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yangmengaitkan budaya lokal dalam pembelajaran matematikayang disebut Culturally Responsive Teaching. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui presentase peningkatankreativitas dan hasil belajar peserta didik setelah menerapkanpembelajaran dengan pendekatan Culturally ResponsiveTeaching. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan KelasKolaboratif (PTKK) yang dilaksanakan dalam dua siklus.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan observasi.Dari penelitian diperoleh bahwa penerapan pendekatanpembelajaran Culturally Responsive Teaching dapatmeningkatkan kreativitas dan hasil belajar matematika pesertadidik khususnya pada materi statistika. Hasil kreativitaspeserta didik menunjukkan adanya peningkatan padaprasiklus presentase rata-rata tingkat kreativitas adalah 55,56%pada siklus I meningkat 69,31% dan pada siklus II menjadi77,50%. Hasil belajar juga menunjukkan adanya peningkatanpada prasiklus presentase ketuntasan belajar adalah 41,67%pada siklus I meningkat 75% dan pada siklus II menjadi 86,11%.