Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Penggunaan Obat Demam Tifoid Pada Pasien Rawat Inap Di RSUD Praya Januari 2021 – Desember 2022 Tusshaleha, Lelie Amalia; Saptahadi, Lalu Iman; Ramdaniah, Putri; Rahmat, Syamsul; Ananda, Putri Dwi
Sains Medisina Vol 2 No 2 (2023): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam tifoid merupakan bagian penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman sanmonella tyhpi. Dan merupakan salah satu penyakit yang menular . Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat data yang diperoleh pada tahun 2018 dalam 12 bulan terakhir, demam tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi NTB dengan prevalensi 1,9%. Dan tersebar di seluruh kabupaten atau kota. Dan berdasarkan sumber dari Dinkes NTB (2017), Penyakit demam tifoid masuk kedalam 10 kasus penyakit terbanyak di Kabupaten Lombok Tengah dan demam tifoid berada di urutan ke 7 dengan jumlah kasus 2.665 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui penggunaan obat demam tifoid pada pasien rawat inap di RSUD Praya, berdasarkan dari jenis obat, tepat indikasi, tepat dosis, dan tepat obat. Tujuan penelitian ini dibagi dua yaitu, tujuan umum melalui evaluasi penggunaan obat demam tifoid pada pasien rawat inap di RSUD Praya, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi penggunaan obat demam tifoid pada pasien rawat inap di RSUD Praya. Tujuan khusus untuk mengetahui jenis obat yang paling banyak diresepkan di RSUD Praya kabupaten Lombok Tengah Januari 2021 – Desember 2022, dan untuk mengevaluasi penggunaan obat demam tifoid pada pasien rawat inap di RSUD Praya, berdasarkan dari jenis obat, tepat indikasi, tepat dosis, dan tepat obat. Penelitian ini menggunakan jenis non eksperimental dengan menganalisis data secara deskriftif, dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif pada pasien demam tifoid rawat inap di RSUD Praya januari 2021 – desember 2022 . Dari 55 pasien diperoleh tepat indikasi 54 pasien (98%) dan tidak tepat indikasi 1 pasien (2%), tepat dosis ada 48 pasien (87%) dan tidak tepat dosis ada 7 pasien (13%) , dan tepat obat ada 55 pasien (100%). Jenis obat yang paling banyak di resepkan untuk terapi antibiotik adalah ceftriaxone 37 pasien (58%), dan untuk pengobatan simptomatik yang paling banyak di resepkan adalah paracetamol sebanyak 48 pasien (26%), dan berdasarkan penelitian di RSUD Praya, bahwa penggunaan obat demam tifoid pada pasien rawat inap sudah berdasarkan kriteria tepat indikasi 54 pasien (98%), tepat dosis 48 pasien (87%), dan tepat obat 55 pasien (100%).
KALIBRASI ANAK TIMBANGAN 2000 g MENGGUNAKAN METODE ACUAN ORGANISATION INTERNATIONALE DE METROLOGIE (OIML) R 111-1, 2004 Ananda, Putri Dwi; Br Lubis, Lailatul Husna; Jumiati, Ety; Husnah, Miftahul
Pascal: Journal of Physics and Science Learning Vol 8, No 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/pascal.v8i2.10393

Abstract

Setiap alat ukur harus dilakukan kalibrasi sebelum digunakan atau setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Salah satu alat ukur yang umum digunakan yaitu anak timbangan. Pada penelitian ini menjelaskan tentang kalibrasi anak timbangan 2000 g menggunakan metode acuan Organisation Internationale De Metrologie Legal (OIML) R 111-1. Anak timbangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu anak timbangan kelas F1 sebagai anak timbangan test dan anak timbangan kelas E2 sebagai anak timbangan standar. Validasi perhitungan kalibrasi anak timbangan meliputi massa konvensional dan ketidakpastian. Ketidakpastian anak timbangan terdiri dari ketidakpastian anak timbangan standar, daya ulang pembacaan, kemampuan baca timbangan, bouyancy udara, kestabilan anak timbangan standar, gabungan, derajat bebas efektif, dan ketidakpastian yang diperluas. Hasil dari pengujian kalibrasi ini yaitu ketidakpastian yang diperluas (U95) berada dalam rentang maximum error yang diizinkan dan masih layak termasuk dalam tipe anak timbangan kelas F1 OIML. Sehingga, sesuai dokumen OIML R 111-1: 2004, pengujian anak timbangan kelas F1 dinyatakan tertelusur.