Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : HIKMAH : Jurnal Dakwah dan Sosial

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK CALON LEGISLATIF DALAM MEMPENGARUHI PEMILIH PEREMPUAN KOTA BANDAR LAMPUNG Mulyadi, AS; MA Syaripudin
HIKMAH : Jurnal Dakwah Dan Sosial Volume 4, No.1, Maret 2024
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/hikmah.v4i1.3478

Abstract

This research focuses on how the political communication of legislators in Bandar Lampung City, which is directed to reach and influence the votes of women voters. This research uses a phenomenological approach. The theory used in this research is Sandra Harding and Julian T. Wood's standpoint theory which explains that men and women have separate perspectives, and are not seen as equal. The results of the study found that proper political communication will encourage victory because it will be able to win the votes of women voters in Bandar Lampung City in social groups. Even in the political dynamics, women are able to place themselves as; vote getters, become equal partners for men and become drivers of the upholding of women's human rights in the regional political stage. Factors that influence women voters are internal and external factors; level of education, economic independence, cultural values and the political system. Penelitian ini terfokus pada bagaimana komunikasi politik legislator di Kota Bandar Lampung, yang diarahkan untuk meraih dan mempengaruhi suara pemilih perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah standpoint theory milik Sandra Harding dan Julian T. Wood. Hasil penelitian didapat bahwa komunikasi politik yang tepat akan mendorong kemenangan karena akan mampu meraih suara pemilih perempuan di Kota Bandar Lampung dalam kelompok-kelompok sosial. Bahkan dalam dinamika poliik kaum perempuan mampu menempatkan diri sebagai; vote getter, menjadi mitra setara bagi laki-laki dan menjadi pendorong tegaknya hak asasi perempuan dalam panggung politik daerah. Faktor yang memengaruhi Pemilih perempuan yaitu faktor Internal dan eksternal; tingkat pendidikan, kemandirian ekonomi, nilai budaya dan sistem politik
KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI SARANA EFEKTIF BAGI TINDAKAN KEPERAWATAN YANG OPTIMAL MA Syaripudin; Mulyadi, AS
HIKMAH : Jurnal Dakwah Dan Sosial Volume 4, No.2, Oktober 2024
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/hikmah.v4i2.5309

Abstract

Therapeutic communication is communication carried out by a nurse in a planned, conscious, and directed towards restoring the patient's health. Poorly implemented therapeutic communication will cause patients to be less cooperative in responding to directions and suggestions from nurses on every treatment action given. In order to improve the quality of treatment, which is in accordance with treatment standards, one of the efforts made is by implementing therapeutic communication as an advantage, because without a good communication process there will be no goodness in every activity, especially between nurses and patients. Therapeutic communication is carried out with several steps, including; Pre-Interaction Phase, Orientation Phase, Work Phase and Terminal Phase with the target of optimizing treatment actions. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat secara terencana, sadar, dan diarahkan terhadap pemulihan kesehatan pasien. Komunikasi terapeutik yang dilaksanakan kurang baik, akan menyebabkan pasien kurang kooperatif dalam menanggapi arahan dan saran dari perawat pada setiap tindakan pengobatan yang diberikan. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengobatan, yang sesuai dengan standar pengobatan, maka usaha yang dilakukan salah satunya dengan menerapkan komunikasi terapeutik sebagai keunggulan, karena tanpa proses komunikasi yang baik tidak akan tercipta kebaikan dalam setiap aktivitas, khususnya antara dan perawat dan pasien. Komunikasi terapeutik dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain; Pase Pre-Interaction, Phase Orientation, Phase Work dan Phase Terminal dengan target optimalisasi tindakan pengobatan.