Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari sebuah benda difokuskan di depan retina pada saat mata dalam keadaan tidak berakomodasi. Ada 3 cara mengidentifikasi yang dapat dilakukan untuk menentukan status refraksi seseorang meliputi anamnesa, menilai pencapaian visus 6/6 tanpa akomodasi dan menggunakan uji bikromatik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemeriksaan subjektif dengan metode uji bikromatik pada penderita miopia. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian bersifat Cross Sectional yaitu penelitian dengan melakukan observasi langsung terhadap pasien penderita miopia sebagai sampel penelitian, dimana cara pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada tanggal 1-31 Maret 2024Â di Optik Wahyu Ngalian. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dengan responden. Data yang diperoleh di analisa dengan analisa deskriptif yaitu memaparkan atau menggambarkan hasil penelitian apa adanya untuk disimpulkan. Hasil penelitian di Optik Wahyu Ngalian selama rentang waktu Maret, terdapat 161 penderita gangguan penglihatan, sebagian besar berjenis kelamin perempuan 105 orang dan berusia 7-20 tahun 38 orang. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cara pemeriksaan subjektif dalam penelitian ini meliputi tiga cara identifikasi yang dilakukan yaitu, melalui anamnesa, menilai pencapaian visus 6/6 dan menggunakan uji bikromatik. Seorang penderita miopia akan melihat objek dengan warna dasar merah lebih jelas dibandingkan objek dengan warna hijau. Setelah didapatkan visus terbaik lakukan kembali uji bikromatik pada pasien, pastikan pasien melihat objek dengan dasar warna hijau dan merah sudah sama terang. Sehingga tidak adanya over correction atau under correction.