Komunitas janda di perdesaan adalah kelompok marginal dan mendapatkan stigma negatif karena ketidakmampuannya merebut ruang produktif. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya janda melalui investasi pendidikan dan pelatihan. Ibarat meningkatkan kesuburan tanah sehingga memiliki kualitas dan menghasilkan output bernilai ekonomis telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak dengan beragam metode dan pendekatan. Namun demikian, aspek keberlanjutan menjadi titik kelemahan ketika pihak tersebut telah berpamitan dan berharap tetap berlanjut. Tujuan artikel ini adalah memaparkan praktek pendekatan PAR untuk pemberdayaan komunitas janda dalam mengatasi masalah, pemenuhan kebutuhan praktis, produksi ilmu pengetahuan , dan proses perubahan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan karakteristik alami sebagai sumber data langsung dan bersifat deskriptif yang mengikuti sepuluh daur pendekatan Participatory Action Research (PAR). Hasil penelitian ini menegaskan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat membutuhkan pilihan ideologi agar mereproduksi ruang produktif untuk memihak kelompok marginal dengan bantuan perguruan tinggi sebagai fasilitator. Dukungan, keterlibatan, kemitraan, kepemilikan penuh dari pihak kampus kepada komunitas janda di Dusun Nglawan menjawab tantangan dan peluang untuk membelajarkan masyarakat sehingga komunitas janda memiliki kekuatan untuk membangun dirinya melalui interaksi dengan lingkungannya.