Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN POTENSI LONGSOR DENGAN METODE PROYEKSI STEREOGRAFIS DI KAWASAN WISATA KECAMATAN SIANJUR MULA-MULA KABUPATEN SAMOSIR-SUMATERA UTARA Lismawaty, Lismawaty; Tibri, Tengku; Sedarta, Sedarta; Onwardana, M. Eka
JURNAL DARMA AGUNG Vol 30 No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i2.2532

Abstract

Longsor secara umum terjadi di lereng-lereng, baik di lereng perbukitan maupun di lereng jalan.yang memiliki kemiringan relatif vertikal. Salah satu cara mengetahui ada tidak nya potensi longsor suatu wilayah adalah dengan melakukan kajian atau analisa kesetabilan lereng. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kabupaten Samosir ini dimaksudkan untuk menganalisa kesetabilan lereng dengan metode proyeksi stereografis dengan tujuan untuk mengetahui faktor kesetabilan lereng (apakah berpotensi longsor atau tidak) dan mengetahui jenis longsor bila longsor terjadi. Metode penelitian dilakukan dengan mengamati 4 (empat) titik lereng ditepi jalan utama kecamatan, melakukan uji mekanik batuan, menganalisa kedudukan dan geometri lereng dengan metode proyeksi stereografis, dimana pengolahan datanya menggunakan perangkat software dip. Hasil uji mekanik batuan menyatakan batu sabak di keempat lereng yang diamati secara berurutan bernilai 27o, 29o, 28o dan 27o. Hasil analisa proyeksi stereografi terhadap kesetabilan lereng menyatakan keempat titik lereng pada kondisi labil (FK < 1,07) atau berpotensi terjadi longsor dengan nilai FK lereng 1 = 0,226, lereng 2 = 0,223, lereng 3 = 0,231, dan lereng 4 = 0,206. Adapun jenis longsor yang akan terjadi bila keempat lereng mengalami longsoran adalah longsor baji, dimana arah longsorannya bergerak kearah barat daya (pada titik lereng 1 dan 2) dan bergerak kearah barat laut pada titik lereng 3 dan 4. Kondisi litologi lereng yang banyak terdapat bidang lemah/diskontiniutas berupa kekar-kekar dan melapuk dibagian permukaan serta dengan kemiringan lereng jalan yang cenderung vertikal (72o – 78o) akan semakin berpotensi longsor ketika hujan terjadi dengan intensitas yang signifikan.
OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT WHEEL LOADER 900 DAN 800 DALAM PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT. BARA TABANG KUTAI KARTANEGARA – KALIMANTAN TIMUR Saputra, Mude Reza; Tibri, Tengku; Fitrah, Azhari
Jurnal Sains dan Teknologi ISTP Vol. 20 No. 02 (2024): JANUARI
Publisher : LPPM ISTP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59637/jsti.v20i02.366

Abstract

Bara Tabang is a company operating in the mining sector which is located in Pondok Pumpkin Village, Tabang District, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province. The mining system used by PT. Bara Tabang is an open mining system (Surface Mining). Coal loading activities on the stockchrome (Coalpad) are carried out using a combination of Komatsu 900 wheel loader and Komatsu 800 wheel loader. This research aims to optimize production so that production that is not achieved can be achieved in the following year. In carrying out this research, the method used was the time barrier reduction method. Where in this method the author collects data by carrying out direct activities in the field, or data obtained from companies and others deemed necessary. In this research, theory and field data are combined to obtain a problem solving approach. With improvements in avoidable obstacle times, work efficiency has increased for the previous 900 wheel loader from 72.26% to 83.13%, while for the previous 800 wheel loader it was 73.47% to 84.41%. In carrying out mining activities, the production target for loading 900 wheel loaders and 800 weheel loaders is 4,000,000 MT/month. Achieving productivity in October with the number of tools working 6 units of Wheel loader 800 resulted in production results of 1,704,121 M/T/month, 3 units of Wheel loader 900 obtained production results of 2,595,542 M/T/month. So for 9 wheel loader units working, the production output was 4,299,663 M/T/month. This was done by improving work time constraints thereby increasing the work efficiency of the equipment by 10%.. Meanwhile, the comparison is based on calculations using the Talpac application for 3 900 wheel loader units of 1,893,600 M/T/month and for 6 800 wheel loader units of 2,883,600 M/T/month. So for 9 wheel loader units working the production output is 4,777,200 M/T/month