<![CDATA[Labu Sawo merupakan salah satu maskot pariwisata daerah yang berpotensi dalam pengembangan perikanan dan ekowisata, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian masyarakat. Berbagai macam fungsi dari vegetasi terumbu karang tidak secara optimal dapat dimanfaatkan karena terdapat berbagai permasalahan yaitu belum maksimalnya pemantauan serta identifikasi terhadap keberadaaan kesehatan terumbu karang. Mengingat potensi yang dimiliki, wilayah Labu Sawo ini akan dikembangkan sebagai kawasan transit wisatawan. Wilayah pesisir memiliki keunggulan yang tidak dimiliki wilayah lain yaitu keunggulan sumber daya alam seperti mangrove, terumbu karang dan padang lamun, karakteristik kultural yang khas dengan ciri egaliter, inward looking dan dinamis serta adanya keterkaitan hubungan masyarakat dengan sumber daya wilayah pesisir. Belum optimalnya peran pokdarwis dalam meningkatkan partisipasi masyarakat desa mengakibatkan belum optimalnya manfaat ekonomi yang diperoleh dari destinasi wisata secara ekologi juga belum dapat dilakukan dalam pelestarian lingkungan pesisir dan laut. Selain itu, masyarakat hendaknya lebih aktif dalam pengembangan diri, dengan membentuk mitra kerja yang lebih luas dan berupaya semaksimal mungkin dalam membantu pemerintah untuk mewujudkan wilayah tersebut sebagai daya dukung secara berkesinambungan keberadaan Kelompok Sadar Wisata sebagai motor penggerak terhadap eksistensi kepariwisataan di wilayahnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima Peran Pokdarwis dalam mengembangkan pengelolaan vegetasi terumbu karang tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan Pokdarwis, namun partisipasi masyarakat sekitar dalam mengembangkan potensi yang dimiliki serta pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga dan merawat alam. Hal ini, masyarakat sangat diuntungkan karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta meningkatkan kualitas lingkungan serta menjaga vegetasi terumbu karang.]]>
