Stunting merupakan satu di antara permasalahan gizi utama pada anak yang dihadapi Indonesia hingga saat ini. Stunting merupakan permasalahan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi sehingga mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Kalimantan Barat merupakan provinsi ke-8 dari 10 provinsi dengan angka stunting tertinggi nasional. Penelitian membahas mengenai faktor-faktor yang memengaruhi angka stunting di Kalimantan Barat menggunakan metode  analisis regresi linear berganda dengan mengukur besarnya pengaruh antara dua variable atau lebih variabel independen terhadap satu variable dependen. Data yang digunakan yaitu data angka stunting ( ), melahirkan pertama di usia kurang dari 20 tahun (MHPK20) ( ), pernikahan dini <19 tahun ( ), balita yang mendapatkan imunisasi lengkap ( ), rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak ( ), dan kemiskinan ( ) yang diperoleh dari laman BPS Kalimantan Barat dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2022. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka stunting di Kalimantan Barat dipengaruhi oleh angka melahirkan pertama pada usia kurang  dari 20 tahun (MHPK20) ( ), pernikahan dini <19 tahun ( ), balita berimunisasi lengkap ( ), serta rumah tangga yang memiliki sanitasi layak ( ), dengan koefisien determinasi sebesar 80,42%. Hal ini menunjukkan bahwa ada 4 faktor yang berpengaruh terhadap angka stunting di Kalimantan Barat yaitu, melahirkan pertama di usia kurang dari 20 tahun, pernikahan dini, balita berimunisasi lengkap dan akses terhadap sanitasi. Statistical Analysis of Factors Affecting Stunting Rates in West Kalimantan Abstract Stunting is one of the main nutritional problems faced by Indonesia to date. Stunting is a problem of malnutrition caused by a lack of nutritional intake, which results in disruption to the growth and development of children, namely the child's height is lower or shorter than the age standard. West Kalimantan is the 8th province out of 10 provinces with the highest national stunting rate. The research discusses the factors that influence the stunting rate in West Kalimantan using the multiple linear regression analysis method by measuring the magnitude of the influence between two or more independent variables on one dependent variable. The data used are data on stunting rates (Y), first birth at the age of less than 20 years (MHPK20) (X_1), early marriage <19 years (X_2), toddlers who receive complete immunization (X_3), households that have access to adequate sanitation (X_4), and poverty (X_5) obtained from the BPS West Kalimantan and Ministry of Health of the Republic of Indonesia pages in 2022. The results of this study show that the stunting rate in West Kalimantan is influenced by the number of first births at the age of less than 20 years (MHPK20 ) (X_1), early marriage <19 years (X_2), children with complete immunization (X_3), and households that have proper sanitation (X_4), with a coefficient of determination of 80.42%. This shows that there are 4 factors that influence the stunting rate in West Kalimantan, namely, first birth at the age of less than 20 years, early marriage, fully immunized toddlers and access to sanitation.