Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep Standar Pelayananan Publik Berdasarkan PP Nomor 40 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Ridwan, Ridwan; Haq, Hilman Syarial; Jiwantara, Firzhal Arzhi
Empiricism Journal Vol. 4 No. 2: December 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/ej.v4i2.1668

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis konsep standar pelayanan publik berdasarkan Peraturan Pelaksana Nomor 40 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan untuk mengetahui serta menganalisis bagaimanakah implementasi asas pelayanan yang baik dalam pelaksanaan administarasi kependudukan di Kabupaten Dompu Provinsi NTB. Jenis penelitian ini yaitu normatif-empiris. Teknik analisis data menggunakan Analisis kualitatif. Berdasarkan penelitian di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa konsep standar pelayanan publik berdasarkan Peraturan Pelaksana Nomor 40 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Dompu Provinsi NTB yaitu memberikan pelayanan prima kepada masyarakatnya agar kebijakan-kebijakan baru yang dibuat Dispendukcapil Kabupaten Dompu dapat terealisasikan dengan baik. berdasarkan hasil kajian penulis menawarkan beberapa hasil yakni berupa pembudayakan pelayanan yang prima, membuat standar pelayanan yang baku dan mudah dipahami masyarakat, Standar pelayanan minimal, meningkatkan akomodasi fasilitas penunjang, serta memberikan penilaian secara rutin terhadap kepuasan layanan. Implementasi asas pelayanan yang baik dalam pelaksanaan Administarasi Kependudukan di Kabupaten Dompu-NTB yaitu sudah berjalan dengan baik dilihat dari indikator tepat waktu, indikator prosedur pelayanan, indikator biaya atau tarif, indikator standar pelayanan, dan indikator berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Concept of Public Service Standards Based on Regulation Number 40 of 2019 Concerning The Implementation of Population Administration Abstract The objective of this research is to comprehend and analyze the concept of public service standards based on Regulation Number 40 of 2019 concerning the Implementation of Population Administration in Dompu Regency, West Nusa Tenggara Province (NTB), and to understand and analyze the implementation of the principle of good service in the execution of population administration in Dompu Regency, NTB. This research is of a normative-empirical type. The data analysis technique used is qualitative analysis. Based on the field research, it can be concluded that the concept of public service standards based on Regulation Number 40 of 2019 concerning the Implementation of Population Administration in Dompu Regency, NTB, aims to provide excellent service to its community, ensuring that the new policies established by the Dompu Regency Population and Civil Registration Agency Dispendukcapil are effectively realized. According to the author's study, several recommendations are offered, including cultivating superior service, establishing easily understood and standardized service criteria for the public, defining minimum service standards, enhancing support facilities, and regularly assessing service satisfaction. The implementation of the principle of good service in the execution of Population Administration in Dompu, NTB, is deemed to be functioning well based on indicators such as timeliness, service procedure, cost or tariffs, service standards, and compliance with prevailing laws and regulations.
Hak-Hak Anak serta Faktor Risiko dan Protektif Penelantaran Anak Pekerja Migran Indonesia: Analisis dengan Kerangka SCII Maemunah, Maemunah; Rejeki, Sri; Haq, Hilman Syarial
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.35551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hak-hak anak, serta faktor risiko dan protektif terhadap penelantaran anak pekerja migran Indonesia menggunakan kerangka SCII. Studi ini berangkat dari fenomena meningkatnya kasus penelantaran anak yang ditinggalkan orang tua bekerja ke luar negeri, khususnya di Lombok Timur. Penelitian menggunakan pendekatan yuridis-empiris dengan metode deskriptif-analitis. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi terhadap sembilan informan yang terdiri dari anak pekerja migran, pengasuh, tokoh masyarakat, Forum Anak, dan pejabat lembaga pemerintah daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelanggaran hak anak mencakup hak atas pengasuhan dan perlindungan keluarga, pendidikan yang layak, perlindungan dari kekerasan dan penelantaran, kesehatan dan kebutuhan dasar, partisipasi, serta identitas dan rasa aman. Faktor risiko yang dominan adalah budaya patriarki, budaya diam, lemahnya koordinasi kelembagaan, serta rendahnya kapasitas dan literasi hukum pengasuh. Di sisi lain, faktor protektif muncul melalui solidaritas komunitas, peran Forum Anak, kebijakan perlindungan anak nasional, dan pendidikan berbasis hak yang mendorong resiliensi anak. Penelitian ini menegaskan pentingnya implementasi terpadu berbasis SCII sebagai strategi sistemik dan sensitif budaya untuk memperkuat perlindungan anak. Temuan ini berkontribusi dalam memperluas pemahaman teoretis dan praktik tata kelola perlindungan anak di Indonesia.This study aims to analyze children's rights, as well as risk and protective factors for child neglect among Indonesian migrant workers using the SCII framework. This study is based on the increasing number of cases of child neglect among parents working abroad, particularly in East Lombok. The study employs a juridical-empirical approach, utilizing descriptive and analytical methods. Data were collected through in-depth interviews, participatory observation, and documentation studies with nine informants, including migrant workers' children, caregivers, community leaders, the Children's Forum, and local government officials. The results show that violations of children's rights include the right to family care and protection, adequate education, protection from violence and neglect, health and basic needs, participation, and identity and a sense of security. The dominant risk factors are patriarchal culture, a culture of silence, weak institutional coordination, and low capacity and legal literacy of caregivers. On the other hand, protective factors emerge through community solidarity, the role of the Children's Forum, national child protection policies, and rights-based education that promotes child resilience. This research highlights the importance of integrated SCII-based implementation as a systemic and culturally sensitive approach to enhance child protection. These findings contribute to broadening the theoretical understanding and practice of child protection governance in Indonesia.