p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Rompas, Irene F.
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) terhadap Diskolorasi Gigi Akibat Teh Hitam Wicaksono, Dinar A.; Rompas, Irene F.; Tarigan, Adinda
e-GiGi Vol. 13 No. 1 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i1.54947

Abstract

Abstract: Tooth discoloration is one of the causes of loss of aesthetic function of the teeth. The most common way to restore tooth color is bleaching. Bleaching is performed by dentists with prices that tend to be expensive; therefore, natural ingredients that are easy to obtain, safe, and at a lower price are needed. In this study, the natural ingredient to be used was virgin coconut oil (VCO). This study aimed to evaluate the effectiveness of VCO in improving tooth color of discolored teeth. This was an experimental and laboratory study with a pretest-posttest group design. Samples were 24 first premolars divided into four treatment groups with different soaking times in VCO, namely 1 day, 2 days, 3 days and 4 days. Tooth discoloration was measured using a visual method using the Vitapan shade guide. The results of One-way ANOVA test showed a p-value of 0.001 indicating that there were differences in the values of the treatment groups before and after soaking. There was a change in tooth color in each treatment group. The most color change occurred in group 4, followed by group 3, group 2. and the least color change in group 1. In conclusion, virgin coconut oil is effective in improving tooth color with discoloration due to black tea. The most color change occurred in virgin coconut oil soaking for four days. Keywords: virgin coconut oil, change of tooth color; discoloration; black tea   Abstrak: Diskolorasi gigi merupakan salah satu penyebab hilangnya fungsi estetika dari gigi-geligi. Salah satu cara yang paling umum dilakukan untuk mengembalikan warna gigi ialah bleaching atau pemutihan gigi. Teknik memutihkan gigi dilakukan oleh dokter gigi, dengan harga yang cenderung mahal, sehingga dibutuhkan bahan alami yang mudah didapat, aman, dan dengan harga yang lebih murah. Pada penelitian ini, bahan alami yang digunakan yaitu minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektifitas VCO terhadap perubahan warna gigi. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan pretest-posttest group design. Sampel penelitian ialah 24 sampel gigi premolar satu rahang atas atau bawah yang terbagi atas empat kelompok perlakuan dengan perbedaan lama waktu perendaman dalam VCO, yaitu 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Perubahan warna gigi diukur dengan metode visual menggunakan shade guide vitapan. Hasil uji One-way Anova mendapatkan nilai p=0,001, yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai dari kelompok perlakuan sebelum dan sesudah perendaman. Perubahan warna gigi terjadi pada setiap kelompok perlakuan, dengan perubahan warna terbesar terjadi pada kelompok 4, diikuti dengan kelompok 3, kelompok 2, dan kelompok 1. Simpulan penelitian ini ialah virgin coconut oil efektif terhadap perubahan warna gigi dengan diskolorasi akibat teh hitam. Perubahan warna terbesar terjadi pada perendaman dalam virgin coconut oil selama empat hari. Kata kunci: minyak kelapa murni; perubahan warna gigi; diskolorasi gigi; teh hitam
Hubungan antara Tingkat Kecemasan dan Perubahan Tekanan Darah pada Pasien Pencabutan Gigi Mintjelungan, Christy N.; Rompas, Irene F.; Tato, Enjelin M.
e-GiGi Vol. 13 No. 2 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i2.57300

Abstract

Abstract: In dental practice, emotional states, stress, and anxiety are often found in patients. This situation can trigger a defense reaction characterized by increased sympathetic nerve activity. Blood pressure can be used as a parameter to detect the increase in sympathetic nerve activity resulting in changes in blood pressure before the tooth extraction procedure. This study aimed to evaluate the relationship between anxiety levels and changes in blood pressure in tooth extraction patients at Public Health Center. This was a descriptive and analytical study with a cross-sectional approach. Samples were taken using purposive sampling method. The results obtained 50 patients at Puskesmas Sario (Public Health Center) as respondents There were 11 respondents who were not anxious: nine (18%) respondents with fixed blood pressure, one (2%) respondent with lower blood pressure, and one (2%) respondent with increased blood pressure. There were 39 respondents with “anxiety” levels of anxiety including nine (18%) respondents with fixed blood pressure, seven (14%) with decreased blood pressure, and 23 (46%) with increased blood pressure. The paired t-test obtained a p-value of 0.001 for the relationship between anxiety level and blood pressure before tooth extraction. In conclusion, there is a relationship between the level of anxiety and changes in blood pressure in patients before the tooth extraction procedure is carried out. Keywords: anxiety; blood pressure; tooth extraction.   Abstrak: Dalam praktik kedokteran gigi, keadaan emosi, stres, dan kecemasan sering dijumpai pada pasien yang berkunjung ke dokter gigi. Keadaan ini dapat memicu reaksi pertahanan yang ditandai dengan peningkatan aktivitas saraf simpatis. Tekanan darah dapat digunakan sebagai parameter untuk mendeteksi adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis, yang dapat menghasilkan perubahan  tekanan darah sebelum dilakukan prosedur pencabutan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara tingkat kecemasan dan perubahan tekanan darah pada pasien pencabutan gigi di Puskesmas. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Sampel penelitian diperoleh menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian mendapatkan 50 pasien di Puskesmas Sario sebagai responden. Terdapat 11 responden yang tidak cemas dan di antaranya terdapat sembilan (18%) responden yang tekanan darahnya bernilai tetap, satu (2%) responden dengan tekanan darah turun, dan satu (2%) responden dengan tekanan darah meningkat.  Terdapat 39 responden dengan tingkat kecemasan “cemas” di antaranya sembilan (18%) responden tekanan darahnya tetap, tujuh (14%) responden tekanan darah turun, dan 23 (46%) responden dengan tekanan darah meningkat. Hasil uji t berpasangan terhadap hubungan antara tingkat kecemasan dan perubahan tekanan darah sebelum pencabutan gigi mendapatkan nilai p=0,001 (<0,005).  Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan perubahan tekanan darah pada pasien sebelum dilakukan tindakan pencabutan gigi. Kata kunci: tingkat kecemasan; perubahan tekanan darah; pencabutan gigi