Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Rayah Al Islam : Jurnal Ilmu Islam

Peran Agama Dalam Perubahan Sosial Masyarakat Ali, Fathudin; Zuhdi, Muhammad; Mudzakir
Rayah Al-Islam Vol 8 No 1 (2024): Rayah Al Islam Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i1.930

Abstract

Dalam peranan agama sangat penting dalam suatu kehidupan manusia di muka bumi ini atau didunia, untuk mencapai kebahagian didunia dan menuju kebahagian diakhirat kelak. agama dalam kehidupan manusia berfungsi penyelaras kehidupan dan sebagai pedoman hidup, didalam suatu perubahan sosial yang terjadi dan dialami oleh masyarakat, agama memiliki fungsi untuk membentengi dari suatu yang jahat dan mengarahkan ke suatu yang lebih baik. agama memiliki ajaran yang berpengaruh besar dalam menyatukan pandangan dalam kehidupan masyarakat. agama hadir didalam kehidupan manusia secara fungsional sebagai perekat sosial, menumbuhkan rasa solidaritas, mempererat siaturahmi atau kekeluargaan, menciptakan perdamaian, control sosial, mengubah kehidupan manusia agar lebih baik sehingga mendapatkan keselamatan didunia maupun diakhirat dan seperangkat peranan yang kesemuanya hal ini dalam menjaga kestabilan sosial didalam masyarakat. The role of religion is very important in human life on this earth or in the world, to achieve happiness in the world and towards happiness in the afterlife. Religion in human life functions to harmonize life and as a guide to life. In social changes that occur and are experienced by society, religion has the function of protecting against something evil and directing it to something better. Religion has teachings that have a big influence in unifying views in people's lives. Religion is present in human life functionally as a social glue, fostering a sense of solidarity, strengthening friendship or kinship, creating peace, social control, changing human life for the better so that they obtain safety in this world and the hereafter and a set of roles, all of which are in maintaining social stability in the world. public.
Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMK Paramarta Jombang Ciputat Mudzakir
Rayah Al-Islam Vol 8 No 1 (2024): Rayah Al Islam Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i1.939

Abstract

Dalam Penelitian ini Dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, guru kerap menghadapi kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dapat menjadi solusi atas berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di SMK Paramarta Jombang Ciputat, (2) Dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, guru kerap menghadapi kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan proses pembelajaran. Dengan demikian, media pembelajaran di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dapat menjadi solusi atas berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Teachers often struggle to provide adequate learning materials to ensure quality education. Utilizing learning media is a key strategy to enhance the teaching and learning process. This study focused on identifying the learning media used to improve the quality of Islamic Religious Education at Paramarta Jombang Ciputat Vocational High School. The research, a qualitative descriptive study, aimed to explore the impact of learning media on the quality of Islamic Religious Education at SMK Paramarta Jombang Ciputat.
Mutiara Iman, Islam dan Ihsan Melalui Tadabur Al Qur’an Mudzakir
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1121

Abstract

Sebagai agama wahyu, Islam memiliki seperangkat ajaran yang terkandung didalamnya berupa ajaran tauhid atau keesaan Tuhan, sistem keyakinan lainnya dan ketentuan-ketentuan yang mengatur semua kehidupan manusia. Keimanan harus betul betul dipelihara dalam setiap diri orang muslim. Allah SWT menyatakan bahwa Islam merupakan agama yang diridhai-Nya, orang-orang yang meyakininya akan mendapatkan keselamatan di akhirat kelak dan sebaliknya yang mengingkarinya akan tergolong orang yang merugi. Secara bahasa makna-makna Islam antara lain: Al istislam (berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj). Al-Quran menyatakan semua agama yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul sebelum Muhammad pun pada hakikatnya adalah agama Islam. Manifestasinya yang beraneka ragam, namun inti dari semua itu adalah pengabdian kepada Wujud Yang Satu, yaitu Tuhan. Iman, islam akan sempurna jika dibuktikan dalam ihsan seorang muslim. Peran manusia sebagai khalifah fil ardh menuntut manusia agar mampu bertindak ihsan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Dari penelitian yang penulis lakukan diperolah peahaman perlunya mengitegrasikan antara iman, islam dan ihsan. As a religion of revelation, Islam has a set of teachings contained in it in the form of the teachings of tawhid or the oneness of God, other belief systems and provisions that regulate all human life. Faith must be properly maintained in every Muslim. Allah SWT states that Islam is a religion that is pleasing to Him, those who believe in it will get salvation in the hereafter and on the contrary those who deny it will be classified as losers. In language, the meanings of Islam include: Al istislam (surrender), As salamah (pure and clean), As Salam (safety and prosperity), As Silmu (peace), and Sullam (stairs, stages, or taddaruj). The Quran states that all the religions revealed to the Prophets and Messengers before Muhammad were essentially Islamic. Its manifestations are diverse, but the core of all of them is devotion to the One Being, namely God. Faith, Islam will be perfect if proven in the ihsan of a Muslim. The role of man as khalifah fil ardh requires man to be able to act ihsan. The research method that the author uses is a qualitative approach with descriptive method. From the research that the author conducted, an understanding of the need to integrate faith, Islam and ihsan was obtained.
Analisis Kritik Filsafat: Kritik Tahafut Al-Tahafut terhadap Tahafut Al-Falasifah Mudzakir
Rayah Al-Islam Vol 8 No 4 (2024): Rayah Al Islam November 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i4.1122

Abstract

Dalam tulisan ini, penulis menerangkan tentang kritik Ibnu Rusyd terhadap tiga kekeliruan filsafat Al-Ghazali, Kritikan terhadap filsafat Al-Ghazali tentang alam adalah qadim (ada tanpa permulaan). Pertama Jawaban Ibnu Rusyd alam qadim yaitu Tuhan menciptakan alam sudah ada sesuatu disamping Tuhan. Dari sesuatu yang telah ada dan diciptakan Tuhan, itulah Tuhan menciptakan alam. Untuk memperkuat bantahannya Ibn Rusyd menyampaikan beberapa ayat dalam al-Qur’an. Kedua Allah tidak mengetahui segi-segi juz’iyyat . Ketiga tentang kebangkitan jasmani (dari kubur) serta kehidupannya sesudah mati hal tersebut dianggap menyesatkan umat. Dalam rangka menjawab semua kritikan Al-ghazali tersebut Inu Rusyd mengarang Tahaafut al-Tahaafut untuk mengkounter pemikiran-pemikiran Al-Ghazali dan membela pemikiran- pemikiran para filosof yang dikritik hujjat al-Islam itu tujuan agar filsafat dapat diteri In this paper, the author explains about Ibn Rushd's criticism of the three fallacies of Al-Ghazali's philosophy, criticism of Al-Ghazali's philosophy of nature is qadim (existing without beginning). First, Ibn Rushd's answer to the qadim nature is that God created nature there is already something besides God. From something that already exists and was created by God, God created nature. To strengthen his rebuttal Ibn Rushd conveyed several verses in the Qur'an. Secondly, God does not know the aspects of juz'iyyat. Third, about the resurrection of the body (from the grave) and its life after death it is considered misleading the people. In order to answer all of Al-Ghazali's criticisms, Inu Rusyd composed Tahaafut al-Tahaafut to counter Al-Ghazali's thoughts and defend the thoughts of the philosophers criticized by hujjat al-Islam, the aim is that philosophy can be criticized