Bernardus Pawe Due
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (STUDI KASUS SMP DI KOTA DENPASAR) Bernardus Pawe Due; Ida Bagus Ari Arjaya; I Made Surya Hermawan
Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP) Vol. 14 No. 2 (2024): Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jsp.v14i2.9941

Abstract

Fenomena masalah yang akhir-akhir ini terjadi di lingkungan sekolah membutuhkan penerapan program penguatan pendidikan karakter. Masalah yang terjadi diantaranya kasus intoleran, prostitusi, pergaulan bebas, bullying, pornografi dan cybe crime. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menguatkan karakter siswa adalah dengan mengembangkan profil pelajar pancasila. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan strategi dan penerapan pelaksanaan profil pelajar pancasila SMP di kota Denpasar sehingga nantinya dapat diterapkan lebih banyak dan menambah pengetahuan bagi siswa terlebih pada nilai pancasila. Pengumpulan data dilakukan secara offline dengan menggunakan berupa pertanyaan yang meliputi 6 dimensi dengan total 16 pertanyaan. Data yang diperoleh dari persepsi guru terhadap profil pelajar pancasila dianalisis mengunakan aplikasi berbasis web Atlas ti Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi yang saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan profil pelajar pancasila pada SMP sekota Denpasar, dimensi beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia (mengingat berdoa atau sembahyang) dan dimensi berkebhinekaan global (tanggung jawab) merupakan dimensi paling menonjol diantara semua dimensi lainnya. Lebih lanjut Profil Pelajar Pancasila telah diterapkan dengan baik di sekolah, melalui pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.