Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perwalian Orang Yang Meninggalkan Shalat dalam Pernikahan Menurut Mazhab Syafi’I dan Maliki Nurseto, Atma; Yassir, Muhammad
Rayah Al-Islam Vol 7 No 3 (2023): Rayah Al Islam Desember 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v7i3.826

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis dan menemukan pandangan mazhab syafi'i dan maliki terkait orang yang meninggalkan shalat, (2) menganalisis dan menemukan syarat perwalian menurut pandangan mazhab syafi'i dan maliki, (3) menganalisis dan menemukan dampak dari perwalian orang yang meninggalkan shalat dalam pernikahan menurut mazhab syafi’i dan maliki. Pendekatan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Orang yang meninggalkan shalat menurut mazhab syafii dan maliki terbagi menjadi dua: (a) meninggalkan shalat karena mengingkari kewajiban shalat maka dia telah keluar dari agama Islam , (b) meninggalkan shalat karena malas dan tidak mengingkari kewajiban shalat maka tetap dihukumi muslim. (2) Syarat wali nikah menurut mazhab syafii adalah (a) islam, (b) baligh, (c) berakal, (d) merdeka, (e) laki-laki, (f) adil. Sedangkan syarat wali nikah dalam mazhab maliki adalah (a) islam, (b) baligh, (c) berakal, (d) merdeka, (e) laki-laki, tidak dipersyaratkan adil. (3) Dampak perwalian orang yang meninggalkan shalat dalam pernikahan menurut mazhab syafi’i, orang yang fasik tidak boleh menjadi wali karena ia merupakan syarat yang harus dipenuhi. Sedangkan menurut mazhab maliki orang yang fasik tetap boleh menjadi wali nikah. The purpose of this study is (1) analyzing and finding the views of mazhab syafi'i and maliki regarding people leaving prayer, (2) analyzing and finding guardianship requirements according to the views of mazhab syafi'i and maliki, (3) analyze and discover the impact of guardianship of people who leave prayer in marriage according to mazhab syafi’i and maliki. Approach in this study using a qualitative approach. The results of this study show that: (1) People who leave prayer according to mazhab syafii and maliki are divided into two: (a) left the prayer for denying the obligation of prayer then he had left Islam, (b) left the prayer because he was lazy and did not deny the obligation of prayer and was still punished by Muslims. (2) The requirements for marriage guardian according to mazhab syafii are (a) islam, (b) adult, (c) intelligent, (d) independent, ( e) male-male. Whereas the requirements of the marriage guardian in mazhab maliki are (a) islam, (b) adult, (c) intelligent, (d) independent, (e) male, not required fair. (3) Impact of guardianship of people leaving prayer in marriage according to mazhab syafi'i, the wicked person may not be a guardian because he is a condition that must be fulfilled. Whereas according to mazhab maliki the wicked may still be a marriage guardian.