Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Resiliensi Perempuan setelah Cerai Gugat (Studi Kasus di Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan) Fauzi, Muhammad Hanif; Arifin, Muhamad
Rayah Al-Islam Vol 8 No 3 (2024): Rayah Al Islam Agustus 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Ar Raayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37274/rais.v8i3.1056

Abstract

Pernikahan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia, namun kadang kala pernikahan berakhir dengan perceraian. Perempuan yang mengalami perceraian, khususnya cerai gugat, sering menghadapi tantangan baru, sehingga mereka membutuhkan kepada resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi). Penelitian ini mengeksplorasi resiliensi perempuan pasca cerai gugat di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan perempuan yang berpisah dari suaminya melalui proses cerai gugat, sementara data sekunder meliputi undang-undang, buku, dan jurnal terkait. Hasil penelitian menunjukkan faktor penyebab cerai gugat meliputi masalah ekonomi, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, pertengkaran terus-menerus, dan lalai dalam ibadah. Tantangan utama pasca perceraian adalah masalah ekonomi, stigma sosial, dan tanggung jawab sebagai orang tua tunggal. Meskipun demikian, mereka mampu berdamai dengan situasi, menetapkan tujuan hidup baru seperti fokus pada keluarga dan anak-anak, serta menerima dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas. Kesimpulannya, perempuan di Pamulang menunjukkan resiliensi tinggi pasca cerai gugat, mengatasi tantangan dan membangun kembali kehidupan dengan dukungan lingkungan sekitar. Penelitian ini memberikan wawasan tentang dinamika resiliensi perempuan pasca perceraian dan pentingnya dukungan sosial dalam proses tersebut. Marriage aims to form a happy family, but sometimes marriages end in divorce. Women who experience divorce (khulu’), often face new challenges, so they need resilience (the ability to adapt). This research explores women's resilience after filing for divorce in Pamulang District, South Tangerang. This research uses a qualitative approach with a case study method. Primary data was obtained through interviews with women who separated from their husbands through a divorce process, while secondary data included related laws, books and journals. The research results show that the factors that cause divorce include economic problems, infidelity, domestic violence, constant fighting, and negligence in worship. The main challenges after divorce are economic problems, social stigma, and responsibilities as a single parent. Despite this, they are able to make peace with the situation, set new life goals such as focusing on family and children, and receive support from family, friends, and the community. In conclusion, women in Pamulang show high resilience after filing for divorce, overcoming challenges and rebuilding their lives with the support of the surrounding environment. This research provides insight into the dynamics of women's resilience after divorce and the importance of social support in this process.