Fenomena kebiasaan begadang di kalangan atlet semakin meningkat seiring dengan padatnya aktivitas latihan dan penggunaan gawai hingga larut malam, yang berdampak negatif terhadap performa olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebiasaan begadang terhadap performa fisik, aspek psikologis, serta kemampuan kognitif atlet olahraga. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain deskriptif-korelasional, melibatkan 100 atlet aktif dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) olahraga di tiga universitas negeri di Jawa Timur. Data dikumpulkan melalui kuesioner kebiasaan tidur yang dimodifikasi dari Athlete Sleep Behavior Questionnaire (ASBQ), tes daya tahan anaerobik, serta instrumen Profile of Mood States (POMS) dan Digit Symbol Substitution Test (DSST) untuk mengukur aspek psikologis dan kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan begadang berpengaruh negatif secara signifikan terhadap ketiga dimensi yang diuji. Atlet dengan durasi tidur kurang dari 6 jam mengalami penurunan daya tahan fisik rata-rata sebesar 18%, tingkat motivasi dan suasana hati yang lebih rendah, serta penurunan fokus dan konsentrasi hingga 21% dibandingkan atlet yang tidur cukup. Temuan ini menegaskan bahwa kebiasaan begadang dapat mengganggu pemulihan fisiologis, menurunkan stabilitas emosional, dan melemahkan fungsi kognitif yang penting dalam performa kompetitif. Penelitian ini menekankan pentingnya manajemen pola tidur dalam pembinaan prestasi atlet melalui pendekatan edukatif dan intervensi kebersihan tidur (sleep hygiene).