Pakcoy (Brassica rapa L. subsp. chinensis) merupakan sayuran berumur pendek dengan nilai ekonomis tinggi, namun kualitas dan kesegarannya sangat rentan menurun apabila tidak ditangani dengan baik setelah panen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik budidaya serta penanganan pascapanen pakcoy di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor sekaligus menilai efektivitas strategi yang diterapkan. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, serta pencatatan hasil panen, dengan produktivitas yang bervariasi antara 3–17 kg per siklus tanam bergantung pada jumlah bibit dan kondisi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanenan pada pagi atau sore hari lebih efektif dalam menjaga hidrasi jaringan sehingga kesegaran lebih lama bertahan, sedangkan sortasi dan pembersihan terbukti mengurangi kerusakan fisik serta kontaminasi. Pengemasan menggunakan trayfoam dan plastic wrap lebih unggul dalam mempertahankan bobot dan mutu visual dibandingkan plastik PP atau kertas, sementara penyimpanan pada suhu rendah (0–4 °C) berperan penting dalam memperlambat laju respirasi, menekan kerusakan fisiologis, serta menjaga kandungan gizi. Penelitian ini memiliki keterbatasan pada jumlah siklus panen yang terbatas dan sarana pascapanen yang sederhana, namun dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penanganan pascapanen pakcoy ditentukan oleh sinergi antara teknik budidaya, ketepatan waktu panen, metode pengemasan, dan manajemen penyimpanan. Temuan ini mengimplikasikan perlunya penerapan teknologi sederhana tetapi tepat guna untuk meningkatkan mutu, keamanan pangan, dan daya saing pakcoy di pasar modern maupun tradisional.