<![CDATA[ABSTRAKDermatitis kontak merupakan salah satu penyakit kelainan kulit sering timbul pada industri tahu yang dapat menurunkan produktivitas pekerja. Pemaparan zat kimia yang digunakan dalam proses penggumpalan dapat menyebabkan dermatitis kontak, mengakibatkan iritasi dan gangguan kulit lainnya dalam bentuk rasa gatal-gatal, penebalan/bintil kemerahan, mengelompok atau tersebar.. Tujuan dari penelitian ini diketahui hubungan antara penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan Penyakit dermatitis kontak. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan observasi pendekatan cross sectional. Penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja di peroleh pekerja (48.7 %) menggunakan alat pelindung diri dan (51.3 %) pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri. Penyakit dermatitis kontak pada pekerja (33.3 %) mengalami penyakit dermatitis kontak dan (66.7 %) pekerja tidak mengalami penyakit dermatitis kontak. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji chi-square nilai p=0,009 (p < 0,05). Berarti ada hubungan yang signifikan antara pengunaaan APD dengan penyakit dermatitis kontak. Diharapkan Industri Tahu sebaiknya memperhatikan kelengkapan penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk menghindari resiko terinfeksi penyakit dermatitis kontak dan bahaya kerja lainyya.Kata Kunci : Penggunaan Alat Pelindung Diri, Penyakit Dermatitis Kontak ABSTACTContact dermatitis is a skin disorder that often occurs in the tofu industry which can reduce worker productivity. Exposure to chemicals used in the clotting process can cause contact dermatitis, resulting in irritation and other skin disorders in the form of itching, red thickening/nodules, clustered or scattered. The purpose of this study was to find out the relationship between the use of personal protective equipment (PPE) with contact dermatitis. This type of research is an analytic descriptive observation with a cross sectional approach. The use of personal protective equipment (PPE) for workers was obtained by workers (48.7%) using personal protective equipment and (51.3%) workers not using personal protective equipment. Contact dermatitis in workers (33.3%) had contact dermatitis and (66.7%) workers did not experience contact dermatitis. Based on the research results, the results of the chi-square test showed a value of p = 0.009 (p <0.05). This means that there is a significant relationship between the use of PPE and contact dermatitis. It is expected that the Tofu Industry should pay attention to the complete use of personal protective equipment (PPE) to avoid the risk of being infected with contact dermatitis and other work hazards.Keywords: Personal Protective Equipment, Contact DermatitisABSTACT Contact dermatitis is a skin disorder that often occurs in the tofu industry which can reduce worker productivity. Exposure to chemicals used in the clotting process can cause contact dermatitis, resulting in irritation and other skin disorders in the form of itching, red thickening/nodules, clustered or scattered. The purpose of this study was to find out the relationship between the use of personal protective equipment (PPE) with contact dermatitis. This type of research is an analytic descriptive observation with a cross sectional approach. The use of personal protective equipment (PPE) for workers was obtained by workers (48.7%) using personal protective equipment and (51.3%) workers not using personal protective equipment. Contact dermatitis in workers (33.3%) had contact dermatitis and (66.7%) workers did not experience contact dermatitis. Based on the research results, the results of the chi-square test showed a value of p = 0.009 (p <0.05). This means that there is a significant relationship between the use of PPE and contact dermatitis. It is expected that the Tofu Industry should pay attention to the complete use of personal protective equipment (PPE) to avoid the risk of being infected with contact dermatitis and other work hazards. Keywords: Personal Protective Equipment, Contact Dermatitis Dermatitis kontak merupakan salah satu penyakit kelainan kulit sering timbul pada industri tahu yang dapat menurunkan produktivitas pekerja. Pemaparan zat kimia yang digunakan dalam proses penggumpalan dapat menyebabkan dermatitis kontak, mengakibatkan iritasi dan gangguan kulit lainnya dalam bentuk rasa gatal-gatal, penebalan/bintil kemerahan, mengelompok atau tersebar.. Tujuan dari penelitian ini diketahui hubungan antara penggunaan alat pelindung diri (APD) dengan Penyakit dermatitis kontak. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan observasi pendekatan cross sectional. Penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja di peroleh pekerja (48.7 %) menggunakan alat pelindung diri dan (51.3 %) pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri. Penyakit dermatitis kontak pada pekerja (33.3 %) mengalami penyakit dermatitis kontak dan (66.7 %) pekerja tidak mengalami penyakit dermatitis kontak. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji chi-square nilai p=0,009 (p < 0,05). Berarti ada hubungan yang signifikan antara pengunaaan APD dengan penyakit dermatitis kontak. Diharapkan Industri Tahu sebaiknya memperhatikan kelengkapan penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk menghindari resiko terinfeksi penyakit dermatitis kontak dan bahaya kerja lainyya. Kata Kunci : Alat Pelindung Diri, Dermatitis Kontak ]]>
