Kejahatan dalam pemalsuan citra digital telah menjadi sorotan karena menimbulkan permasalahan dalam berbagai bidang. Salah satu teknik pemalsuan citra yang paling umum digunakan adalah teknik pemalsuan copy-move. Teknik ini dilakukan dengan cara menyalin objek tertentu pada citra asli dan menambahkannya pada bagian tertentu pada citra yang sama dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah objek pada citra ataupun menyembunyikan objek tertentu yang terdapat pada citra asli. Proses pendeteksian citra palsu copy-move dapat dideteksi dengan menggunakan algoritma Descrete Cosine Transform (DCT). Algoritma ini bekerja dengan cara mentransformasikan blok pada setiap piksel yang berurutan dari citra menjadi koefisien dan dengan proses pencocokan blok yang sama. Jika pada pencocokan 2 blok terdapat koefisien yang sama, maka blok tersebut akan ditandai sehingga dapat diidentifikasi bahwa blok yang ditandai teridentifikasi terkena copy-move forgery. Hasil pengujian menunjukkan bahwa algoritma DCT dapat mendeteksi pemalsuan citra copy-move pada 20 data citra yang digunakan dengan persentasi accuracy tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 95% (pada proses pengujian tanpa modifikasi dengan nilai threshold 0.1 dan quality factor 0.1 serta threshold 0.5 dan quality factor 0.1). Kemudian rata-rata accuracy pengujian yang diperoleh pada proses pengujian tanpa modifikasi yaitu sebesar 57.5% dan rata-rata accuracy pada proses pengujian dengan manipulasi blurring yaitu sebesar 47.5%.Kata kunci; Descrete Cosine Transform (DCT), Pemalsuan Gambar, Copy-Move