Banyak remaja dihadapkan dengan informasi yang negatif dan membingungkan tentang seksualitas. Diperburuk oleh budaya tabu dan sikap diam dari orang tua dan guru. Mendorong remaja mencari sendiri informasi terkait seksualitas melalui internet yang tidak memiliki sumber yang jelas. Menyebabkan berbagai masalah kesehatan reproduksi, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, melahirkan di usia muda, aborsi yang tidak aman, IMS dan kekerasan seksual. Tinjauan scoping review ini bertujuan untuk mengetahui perspektif guru dalam pengajaran pendidikan seksual berbasis sekolah di negara berkembang. Lima tahapan scooping review berdasarkan framework Arksey & O’Malley (2005) menjadi panduan pada ulasan ini. Empat databases digunakan dengan kriteria inklusi berupa original research berbahasa Inggris dan Indonesia dari tahun 2005-2019. Checklist dari Joana Briggs Institute digunakan untuk menilai kualitas artikel. Ada 20 artikel yang berhasil diulas didominasi dari benua Afrika dan Asia. Ditemukan 3 tema yaitu pemahaman guru tentang pendidikan seksual berbasis sekolah, hambatan dalam pengajaran pendidikan seksual, dan strategi yang dilakukan guru. Adanya keterbatasan pengetahuan guru, alokasi waktu yang tidak memadai, tidak adanya pelatihan dan tidak ada pedoman pedagogi pengajaran, dan ketidaknyamanan mengajarkan topik kontroversial mengakibatkan guru merasa pendidikan seksual adalah tambahan beban kerja dan seharusnya dilakukan oleh profesional kesehatan.