Permasalahan kondisi kulit kepala yang terlalu berminyak dapat menyebabkan kulit kepala menjadi berketombe yang diakibatkan oleh bakteri p.ovale yang berkembang. Belum banyak yang mengetahui bahwa daun pandan wangi dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan hair tonic untuk rambut berketombe karena kandungan senyawa flavonoid, tanin, saponin , dan terpenoidnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan hair tonic ekstrak daun pandan wangi, menguji kelayakan hair tonic ekstrak daun pandan wangi dari segi kandungan senyawa flavonoid, tannin, saponin dan uji pH (uji laboratorium), uji warna, aroma, dan daya serap (uji organoleptik), dan dari segi tingkat kesukaan panelis (uji hedonik). Pendekatan penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Objek dalam penelitian ini ialah daun pandan wangi yang dijadikan kosmetika perawatan rambut berketombe yaitu berupa Hair tonic. Variabel bebas (X) yaitu Hair tonic ekstrak daun pandan wangi Variabel terikat (Y) yaitu kosmetika perawatan rambut berketombe. Data pada penelitian berjenis primer dengan sumber data dari observasi, dokumentasi dan kuesioner. Panelis pada penelitian ini terdiri dari 7 orang. Teknik analisis data ialah persentase. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kandungan flavonoid (+), tanin (+), saponin (+), dan uji pH 6.20. Formulasi yang digunakan pada penelitian ini ialah X0 (0%), X1 (2%), X2 (2,5%), dan X3 (3%). Formulasi terbaik ialah produk X3 dengan konsentrasi 3% ekstrak daun pandan wangi. Berwarna hijau kecokelatan (100%), sangat beraroma khas daun pandan wangi (100%), menyerap (71,43%), dan sangat disukai panelis (57,14%). Saran penelitian yaitu untuk dapat menguji pengaruh hair tonic ekstrak daun pandan wangi terhadap rambut berketombe dan dapat dijadikan referensi dalam peneltian selanjutnya.