Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah produk hayati hutan selain dari kayu. HHBK ditujukan untuk pengelolaan hutan lestari dan peningkatan ekonomi masyarakat, utamanya tumbuhan, dan nilainya menjadi tinggi jika diolah menjadi produk lain, salah satunya adalah produk kerajinan. Di Sumatera Barat, studi HHBK untuk produk kerajinan telah dilakukan dibeberapa daerah, kecuali daerah Batusangkar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan kriteria tumbuhan HHBK sebagai produk kerajinan yang dikomersialisasikan di daerah Batusangkar Provinsi Sumatera Barat, meliputi jenis tumbuhan yang digunakan, jenis produk kerajinan, ukuran, kadar air, kebutuhan bahan mentah, daerah asal produk, kebutuhan toko dan harga jual produk kerajinan. Data dikoleksi melalui pengamatan langsung dan kuisioner pada lima toko kerajinan yang ada di daerah Batusangkar.. Ditemukannya lima jenis tumbuhan HHBK untuk membuat 33 ragam jenis produk kerajinan, yaitu Calamus spp. (rotan), Bambusa spp. (bambu), Arange pinata (aren), Cocos nucifera (kelapa), Pandanus tectorius (pandan duri). Dimana bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah batang, terdapat pada rotan dan bambu dengan kadar air berkisar antara 4-20% dan ukuran diameter berkisar antara 1.9-97 mm. Kebutuhan bahan mentah dari tumbuhan Calamus spp. mencapai 71% dari total panjang semua bahan baku yang digunakan pada semua produk kerajinan. Hanya 9% produk berasal dari daerah lokal, selebihnya dipasok dari daerah lain seperti Payakumbuh, Bukittinggi, Solok, dan Dharmasraya dengan rata-rata kebutuhan 245 item produk per toko per bulan. Penelitian ini mengungkapkan variasi jenis dan kriteria tumbuhan HHBK serta angka kebutuhannya di daerah Batusangkar, informasi ini bisa jadi acuan bagi masyarakat lokal Batusangkar dalam mengelola jenis tumbuhan HHBKnya.