Suhada, Fikri
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara sebagai Tempat Koleksi, Edukasi dan Daya Tarik Wisata Budaya Suhada, Fikri; Pratama, Muhammad Alif; Putri, Annisa Sylvia; Tanjung, Sri Ramadina; Barokah, Aldi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara merupakan lembaga penting yang berfungsi sebagai tempat menyimpan, memelihara dan memamerkan berbagai artefak dan benda bersejarah yang memperkaya warisan budaya daerah. Artikel ini menjelaskan peranan museum sebagai pusat koleksi, edukasi dan daya tarik wisata budaya di wilayah Sumatera Utara. Melalui pendekatan deskriptif-analitis, artikel ini menjelaskan tentang sejarah dan perkembangan museum, koleksi-koleksinya, serta program edukasi dan promosi wisata budaya yang dilakukan museum. Selain itu, artikel ini juga membahas tantangan dan peluang yang dihadapi museum dalam upaya memperluas jangkauan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memahami dan melestarikan warisan budaya lokal.
Tracing the Progress of Buya Hamka in Medan, East Sumatra (1936-1945) Suhada, Fikri; Yasmin, Nabila
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 12, No 2 (2024): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/hj.v12i2.10263

Abstract

This article aims to find out the reasons for Buya Hamka (1981) living in Medan, East Sumatra, socio-political conditions in East Sumatra during his residence there, and his role in socio-political life in East Sumatra from 1936-1945. This research uses a historical method which starts from the heuristic stage, by collecting primary sources in the form of Buya Hamka's works, including Kenang-kenangan Hidup, as well as the Pedoman Masjarakat magazine which was published in 1936 and 1938, then carrying out a process of verification and interpretation of historical facts. This research found that, when Buya Hamka lived in Medan, he was not only chief editor, but also consul of Muhammadiyah in 1939 after being elected to the 28th Muhammadiyah congress. When Japan came to Indonesia in 1942, Buya Hamka became a Japanese advisor in government and Islamic affairs. He did this not because he wanted to be a Japanese loyalist, but he did it to protect Muhammadiyah East Sumatra from being disbanded by Japan.