Long-distance marriage seringkali dipicu oleh tuntutan pekerjaan, seperti tugas dinas anggota TNI (Tentara Nasional Indonesia). Fenomena long-distance marriage memiliki potensi untuk menimbulkan sejumlah masalah yang dapat meningkatkan tingkat stress pada istri anggota TNI. Kemampuan dalam mengimplementasikan strategi coping stress menjadi suatu kebutuhan yang diperlukan untuk menjaga kestabilan dan kelangsungan rumah tangga. Dengan pemilihan strategi coping yang tepat, maka pernikahan dapat berlangsung secara optimal sehingga menciptakan kesejahteraan dan kesehatan psikologis bagi pasangan meskipun mereka tinggal berjauhan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi strategi coping stress pada istri anggota TNI yang menjalani long-distance marriage. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dan hasilnya melibatkan empat istri anggota TNI yang menjalani long-distance marriage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi coping stress yang diterapkan oleh keempat subjek melibatkan aspek problem focused coping dan emotional focused coping. Dalam problem focused coping, keempat subjek cenderung mengatasi sumber stress secara langsung dengan mencari dukungan sosial, mengadopsi penyelesaian masalah yang terencana, dan menerima tanggung jawab untuk menghadapi tantangan sehari-hari. Di sisi lain, emotional focused coping melibatkan manajemen respons emosional terhadap stressor. Para subjek menggunakan strategi escape avoidance, self-control, accepting responsibility, dan positive reappraisal untuk mengelola aspek emosional dan psikologis dari stress yang dihadapi.