This research seeks to explain the tradition of the al-Qur'an sema'an which has long been practiced in the Tarbiyyah Al-Qur'an Al-Falah Islamic boarding school Doroampel, Sumbergempol sub-district, Tulungagung, which includes the history of the tradition or routines to the meanings contained in the tradition. The method used in this study is a qualitative research method that is field research using a triangular technique in obtaining field data and approaches to sociology and the living Qur'an. In this study, the authors get the findings; First, the al-Qur'an sema'an tradition which is carried out at the Tarbiyyah Al-Qur'an Al-Falah Islamic boarding school in Doroampel, Sumbergempol sub-district, Tulungagung, which has been going on since 2010 until now with the initial aim of only preserving the culture that is inherent in Doroampel village. Sumbergempol district, Tulungagung. Second, based on Karl Mennheim's theory, it was found that this Qur'anic sema'an tradition has three meanings, namely objective meaning, expressive meaning, and documentary meaning Penelitihan ini membuka tabir dan menumbuhkan spirit dalam menghafalkan al-Qur’an. Peneliti berusaha menjelaskan tradisi sema’an al-Qur’an yang sudah lama dipraktikkan di Pondok Pesantren Tarbiyyah al-Qur’an Al-Falah Doroampel, Sumbergempol, Tulungagung, yang meliputi sejarah tradisi atau rutinan hingga makna-makna yang terkandung dalam tradisi tersebut. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat riset lapangan (field research) dengan menggunakan teknik tringualis dalam memperoleh data lapangan dan pendekatan sosiologi dan living Qur’an. Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan hasil temuan; pertama, tradisi sema’an al-Qur’an yang dilaksanankan di Pondok Pesantren Tarbiyyah Al-Qur’an Al-Falah Doroampel kecamatan Sumbergempol, Tulungagung yang sudah berlangsung sejak tahun 2010 hingga sekarang dengan tujuan awalnya hanya melestarikan budaya yang sudah melekat di desa Doroampel, Sumbergempol, Tulungagung. Kedua, berdasarkan teori Karl Mennheim, didapatkan bahwa tradisi sema’an al-Qur’an ini mempunyai tiga makna, yaitu makna objektif, makna ekspresif, dan makna dokumenter.