Sistem Asesmen pada anak berkebutuhan khusus yang dilakukan yayasan Bhakti Luhur Malang sudah berlangsung 62 tahun. Suatu model asesmen holistik yang terdiri dari 7 tahap proses yakni proses identifikasi, asesmen, penyusunan program, intervensi, program transisi, penentuan program kemandirian dan pelaksanaan program kemandirian. Tujuh tahap ini menarik dan menantang penulis untuk menggali, mendalami sehingga perlu diteliti agar bisa dideskripsikan kembali alurnya menjadi panduan tertulis. Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif dengan desain studi kasus, yang dirancang untuk mengetahui bagaimana proses identifikasi, asesmen dan penyusunan program bagi anak berkebutuhan khusus yang diterima dan tinggal di wisma Bhakti Luhur Malang. Temuan penelitian bahwa proses identifikasi sudah dimulai oleh staff penerimaan anak. Kemudian identifikasi mendalam diwisma melalui tahap observasi 3 bulan dengan Panduan Terpadau Bhakti Luhur) PTBL, disekolah menggunakan buku 3 M (membaca, menulis, menghitung) dan terapi dengan format pengecekan awal. Tujuan identifikasi mendalam untuk menentukan kelayakan diterima atau tidak. Asesmen sebagai tindak lanjut dari identifikasi yang dimulai dengan tes IQ yang didukung data dari wisma, sekolah dan terapi. Hasil tes ini dilengkapi dengan usulan latihan di wisma dalam bentuk Master. Hasil tes juga diberikan kepada sekolah dan terapi. Selanjutnya program di wisma itu dievaluasi perbulan, semester dan tahunan. Jadi evaluasi program bulanan itu menjadi patokan lagi untuk menyusun program selanjutnya, begitu terus sampai anak berkebutuhan khusus dewasa atau siap kembali ke masyarakat atau hidup tetap di wisma Bhakti Luhur. Jadi program dari 3 sisi yakni wisma, sekolah dan terapi mengambil peran masing-masing saling melengkapi demi kemajuan dan kemandirian anak berkebutuhan khusus kelak