Nainggolan, Imayanti
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konsep Lewi Dalam Estafet Kepemimpinan Gembala: Masihkah Relevan Bagi Gereja Saat Ini? Ruslim, Samuel Kelvin; Ceria, Ceria; Nainggolan, Imayanti; Widjaja, Fransiskus Irwan; Tafonao, Talizaro
Kharisma: Jurnal Ilmiah Teologi Vol 3, No 1 (2022): JUNI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kharisma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54553/kharisma.v3i1.84

Abstract

This study was conducted to explore the concept of Levitical leadership in the Bible. The problem that often occurs is that even if there are leaders who are born genetically because they are inherited, strict rules are still needed so that the next generation of churches can continue the leadership relay well. Given the existence of a church that carries the concept of the Levitical priesthood, the writer is interested in examining whether it is still relevant to the church today and formulating it in a scientific study, namely "The Levitical Concept in the Leadership Relay and Its Relevance to the Church Today". The author uses a descriptive analysis qualitative research method, with a literature and library approach. The church that carries the concept of the Levitical priesthood, indirectly rejects the New Testament priesthood where Jesus continues the line of the Melchizedek priesthood, and not the Levitical priesthood, this is what clarifies the difference between the New Testament priesthood and the Levitical priesthood. So it can be concluded that the Levitical priesthood is no longer relevant in a church that recognizes Jesus as high priest, according to the Melchizedek line.Konsep kepemimpinan di dalam gereja yang seharusnyatelahdipersiapkan sejak lama, serta memerlukanproses pembentukan kepemimpinan dalamwaktu panjang, dantidak muncul secara tiba-tiba,sekalipun ada pemimpin yang lahir secara genetis karena diturunkan, namuntetap di perlukan aturan yang ketat yang menyertainya agar generasi berikutnya dapat melanjutkan estafet kepemimpinan dengan baik dan kuat. Dalam Perjanjian Lama sendiri, estafet kepemimpinan tersebut diberikan kepada suatu satu suku yang telah dipilih oleh Tuhan, namun mengingat adanya gereja yang mengusung konsep keimamatan lewi maka penulis tertarik untuk meneliti apakah hal tersebut masih relevan dengan gerejasaat ini dan merumuskannya dalam suatu penelitian ilmiah yaitu “Konsep Lewi Dalam Estafet Kepemimpinan Dan Relevansinya Bagi Gereja Saat Ini”. Metode penelitianmenggunakan kualitatif analisis deskriptif, Dalam hal teologis, gereja yang mengusung konsep keimamatan lewi, secara tidak langsung menolak keimamatan Perjanjian Baru yang dipaparkan dalam penulis kitab Ibrani. Yesus yang meneruskan garis keimamatan Melkisedek, dan bukan keimamatan lewi, mengukuhkan keimamatan yang baru dalam Perjanjian Baru. Penurunan estafet kepemimpinan yang bersifat intergenerasional tidak memperhatikan kualitas dari sumber daya manusia yang ada seperti konsep estafet berdasarkan kompetensi pemimpin tersebut bertentangan sekali dengan prinsip kepemimpinan yang diajarkan oleh Paulus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keimamatan lewi sudah tidak relevan lagi dalam gereja yang mengakui Yesus sebagai imam Besar, menurut garis Melkisedek.