Muflih, Muflih
Fakultas Keperawatan-Universitas Syiah Kuala

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI KELAYAKAN PENGUKURAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR KUESIONER Muflih, Muflih; Erwanto, Rizky
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.621 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v4i1.55

Abstract

Hasil penelitian mengenai perilaku seksual remaja didapatkan hasil yang berbeda-beda tergantung dari instrument. Alat ukur dengan tipe yang berbeda-beda dimungkinkan terjadi kemungkinan kesalahan dan ketidakakuratan dalam mengukur keadaan data yang sebenarnya. Penelitian ini diharapkan mendapatkan luaran berupa alat ukur kuesioner yang layak dan tepat dalam mengukur perilaku seksual remaja. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode analitik komparatif dan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah remaja di wilayah Depok, Jawa Barat dan wilayah Sleman, Yogyakarta yang diambil secara probability sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 616 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Analisa bivariat pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji beda mean, uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian didapatkan bahwa instrumen perilaku seksual yang digunakan pada tahun 2015 memiliki nilai rerata r hitung yang lebih tinggi. Hasil uji beda mean didapatkan bahwa paling tidak terdapat satu dari tiga kali hasil pengukuran instrumen perilaku seksual remaja pada tahun 2012, 2015, & 2016. Antara pengukuran pertama (2012) dengan ketiga (2016) tidak terdapat perbedaan nilai rerata r hitung. Hasil uji validitas instrumen didapatkan bahwa seluruh item pertanyaan dapat dinyatakan valid pada tiap tahunnya. Hasil uji reliabilitas didapatkan bahwa hasil ketiga pengukuran menunjukkan instrumen perilaku seksual remaja dapat dikatakan reliabel.  Kata Kunci : Kuesioner, Seksual, Reliabilitas, Validitas
Kerentanan Kehamilan Remaja Dan Konseling Sebaya: Tinjauan Teori Adyani, Sang Ayu Made; Muflih, Muflih; Syafitri, Endang Nurul
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 6, No 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.45 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v6i1.300

Abstract

Remaja rentan mengalami masalah kesehatan karena berperilaku yang berisiko, seperti perilaku seksual bebas. Dampak dari perilaku tersebut adalah terjadinya kehamilan remaja. Remaja mungkin sulit untuk mengutarakan masalah-masalah kesehatannya disebabkan kurangnya kosakata dan rasa malu saat membahas tentang seksual. Perawat dapat mengantisipasi atau mencegah kejadian kehamilan remaja dengan tiga tingkat pencegahan yakni pencegahan primer, skunder dan tersier. Konseling pasangan remaja tentang pilihan-pilihan yang bisa dilakukan mereka, merupakan pencegahan tersier. Konseling sebaya merupakan sebuah program pelayanan dari konselor sebaya yang efektif dalam memberikan informasi kesehatan dan membantu teman lainnya untuk mengenali masalahnya, menyadari kebutuhan untuk mencari pertolongan atas masalahnya. Konseling dengan konselor sebaya lebih disukai daripada kepada orang yang lebih dewasa, karena teman sebaya dianggap lebih mengerti permasalahannya dengan baik.
Hubungan Menonton Animasi Jepang (Anime) Dengan Konsep Diri Remaja Di Komunitas Atsuki Yogyakarta Muflih, Muflih; Proborini, Asti; Hamzah, Hamzah
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 2, No 2 (2015): September 2015
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.158 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v2i2.141

Abstract

Latar Belakang : Menonton merupakan sebuah wadah hiburan yang menyenangkan dan bisa dikatakan sebagai penghilang rasa stress dan jenuh. Banyak remaja Indonesia yang sangat menyukai  anime . Masa remaja adalah salah satu proses dalam pembentukan konsep diri yang sangat menentukan. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Remaja cenderung meniru perilaku atau tingkah laku salah satu tokoh idola pada tontonan animasi seperti gaya berpakaian, berdandan, berbicara dan , meniru bentuk badan yang proposional.  Tujuan: Mengetahui hubungan menonton animasi Jepang (anime) dengan konsep diri remaja di Komunitas Atsuki YogyakartaMetode Penelitian : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kausalitas dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah komunitas Atsuki Yogyakarta dengan jumlah anggota sebanyak 52 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar remaja (83.3%) yang menonton animasi jepang dalam kategori tinggi yang memiliki konsep diri negatif lebih banyak daripada remaja yang memiliki konsep diri positif (16.7%), dengan nilai  p-value sebesar 0,005.Kesimpulan : Ada hubungan menonton animasi jepang (anime) dengan konsep diri remaja di komunitas atsuki Yogyakarta.
Perilaku Seksual Remaja Dan Pengukurannya Dengan Kuesioner Muflih, Muflih; Syafitri, Endang Nurul
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 5, No 3 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.208 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v5i3.255

Abstract

Pada umumnya bahasa seksual mengacu pada aktivitas seksual manusia terhadap dirinya atau orang lain. Aktivitas seksual secara umum oleh dilakukan remaja dalam berpacaran diantaranya adalah bersentuhan, berciuman, bercumbu, berhubungan intim, dan masturbasi. Perilaku seksual remaja berdampak pada masalah kesehatan seperti: kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit infeksi menular, kematian ibu & balita, dan aborsi. Perilaku seksual remaja pada artikel ini diuraikan berdasarkan domain perilaku menurut Benyamin Bloom yang didominasi domain tindakan/aktivitas seksual. Jika dilihat dari dampak kesehatannya, maka kategorisasi tingakatan perilaku seksual terdiri dari tidak berisiko dan berisiko. Adapun kategori berisiko dapat dibagi menjadi kurang aman dan tidak aman. Pengukuran perilaku seksual remaja dapat dilakukan menggunakan kuesioner, namun tetap perlu dilakukan uji validitas lebih lanjut untuk memperkuat dan memastikan bahwa kuesioner dapat digunakan dengan baik.