<![CDATA[Hipertensi terjadi ketika tekanan darah melebihi batas normal yang dialami secara beberapa kali pengukuran. Hipertensi menyebabkan berbagai masalah lanjutan seperti stroke, penyakit ginjal, serangan jantung bahkan dampak buruknya dapat menyebabkan kematian. Pertambahan usia pada lansia akan mempengaruhi penurunan elastisitas pembuluh darah perifer yang lalu meningkatkan resistensi sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat. Konsumsi obat antihipertensi menjadi terapi stabilisasi tekanan darah. Patuh minum obat adalah salah satu tindakan yang menentukan keberhasilan terapi. Hipertensi yang kadang tidak menimbulkan gejala, dianggap sebagai hal yang tidak berbahaya, factor kesibukan bekerja, menurunnya daya ingat waktu minum obat dan dosis obat yang benar pada lansia, adanya efek samping obat atau menghentikan pengobatan ketika tidak ada keluhan, serta pengobatan yang lama menjadi factor ketidakpatuhan minum obat antihipertensi. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan kepatuhan minum obat antihipertensi dengan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Sungai Tabuk 2. Metode kuantitatif dengan desain cross sectional digunakan dalam penyelesaian penelitian ini. Teknik purposive sampling digunakan untuk menentukan sampel, dan didapatkan 20 lansia penderita hipertensi di Puskesmas Sungai Tabuk 2. Instrumen pengumpulan data menggunakan MMAS-8 telah diuji validitas (0,824) dan reliability (0,881) serta alat tensi meter serta lembar observasi pengukuran tekanan darah. Uji analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil didapatkan mayoritas responden patuh obat antihipertensi (55%). Mayoritas responden (55%) mengalami hipertensi kategori ringan. Hasil uji didapatkan nilai p=0,000. Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara kepatuhan minum obat antihipertensi dengan perubahan tekanan darah dengan korelasi sangat kuat.]]>
