Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Empowering Women Farmers in Facing Climate Change Through the Horticulture Agriculture Program on Peatland Manullang, Leonardo; Rahmad Hidayat; Dhoiri Mulyadi
ENVIBILITY: Journal of Environmental and Sustainability Studies Vol. 2 No. 1 (2024): March
Publisher : Prospect Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55381/envibility.v2i1.366

Abstract

Women farmers are a group that is vulnerable to the impacts of climate change. In their activities they are very dependent on natural resources and climate. Unfortunately, women farmers are often left out of planning and policies in efforts to overcome this problem. PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II Production Sungai Pakning this is a problem that can result in women farmer groups becoming increasingly marginalized. For this reason, the company, through its CSR program, carries out empowerment to increase the capacity of women farmers through the development of horticultural agriculture on peatlands in facing climate change problems. This research aims to see how the CSR implementation of PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II Production Sungai Pakning through the horticultural agriculture program empowers women farmers in facing the impacts of climate change. This research uses descriptive qualitative methods to explain the authentic experiences of women farmers in the empowerment process which plays a role in responding to the impacts of climate change. The research informants were female farmers who were members of the peatland horticultural farming program. Data collection methods are carried out through interviews, documentation, observation. The results of the research show that empowering women farmers through a horticultural farming program on peatlands is able to increase the capacity of women farmers, especially their ability to deal with climate change and are able and encourage initiatives to make alternative choices in an effort to face the impacts of climate change. Women farmers are no longer passive members who simply take part in activities, women farmers through their capacities become subjects who have political power to accommodate their interests.
TRANSFORMASI SOSIAL PETANI LEBAH MADU DI LAHAN GAMBUT Mashur, Dadang; Metananda, Arya Arismaya; Nasution, Mimin Sundari; Ikhsan, Masrul; Zulfarina, Zulfarina; Iswandi, Iswandi; Putri, Vera Darasni; Manullang, Leonardo; Dewi, Asri
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 5 (2025): Vol.6 No. 5 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i5.51957

Abstract

Transformasi sosial petani lebah madu di lahan gambut menjadi isu penting karena selama ini sebagian besar petani lebah madu di Desa Tanjung Leban masih menggantungkan pendapatan dari pengambilan madu liar yang bersifat musiman, berisiko tinggi, dan tidak ramah lingkungan. Aktivitas tersebut sering kali menyebabkan kerusakan habitat lebah serta menurunkan keberlanjutan ekosistem gambut. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengabdian yang mampu mengalihkan praktik tradisional menuju sistem budidaya lebah madu yang berkelanjutan. Pengembangan budidaya lebah madu di lahan gambut tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga mendukung konservasi ekosistem dan ketahanan ekonomi lokal berbasis sumber daya alam hayati. Metode pengabdian dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif, meliputi kegiatan penyuluhan, pelatihan teknis pembuatan stup dan pemeliharaan koloni lebah madu, dan praktik pemanenan ramah lingkungan. Hasil kegiatan menunjukkan terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku petani lebah, yang semula hanya mengandalkan madu hutan menjadi mampu mengelola budidaya lebah secara mandiri dan berorientasi pasar. Petani mulai memahami pentingnya keberlanjutan ekologi, manajemen koloni, serta pengolahan produk bernilai tambah. Pengabdian ini membuktikan bahwa transformasi sosial melalui pendekatan pemberdayaan dan transfer teknologi sederhana dapat memperkuat kapasitas ekonomi masyarakat gambut sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan. Program ini menjadi model praktik baik dalam pengembangan ekonomi hijau berbasis lebah madu di lahan gambut yang dapat direplikasi di wilayah lain.