Kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang telah diterapkan pemerintah Indonesia sejak februari 2022 berdasarkan Permendikbudristek No 56 Tahun 2022. Tingkat keberhasilan penerapan kurikulum merdeka pada masing-masing daerah berbeda, hal ini terjadi karena kurikulum merdeka bukan merupakan suatu keharusan yang diterapkan pada satuan Pendidikan, namun dapat disesuaikan dengan kondisi kesiapan masing-masing satuan Pendidikan. Melalui data Kemendikbud terdapat 143.265 dari 34 yang sudah menerapkan kurikulum tersebut hal ini menuai banyak pendapat pro dan kontra diberbagai kalangan mulai guru, murid, ataupun wali murid. Banyak sekali media untuk meluapkan pendapat masyarakat salah satunya twitter. Banyaknya tweet membuat pengguna internet sulit mendapatkan opini negatif, positif atau netral. Dengan bantuan analisis sentimen, pendapat ini dapat digabungkan dan diolah menjadi data untuk menghasilkan informasi yang lebih jelas. Proses analisis sentimen mencakup langkah pra-pemrosesan di mana setiap teks dibersihkan untuk mendapatkan data yang bersih dan jelas. Ada beberapa langkah yang terlibat dalam proses termasuk pembersihan teks, pelipatan wadah, tokenisasi, penghapusan stopword, derivasi, dan lainnya. Evaluasi dari penelitian ini menggunakan Confolusion Matrix dengan 3.271 data opini dari Twitter mendapat nilai akurasi tertinggi 60%, dengan didapatkkannya hasil diatas dapat dilihat bahwa respon masyarakat terhadap Kurikulum Merdeka kurang baik.