Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDIDIKAN ISLAM PADA PONDOK PESANTREN DI INDONESIA DALAM CATATAN SEJARAH Kamus, Kamus
El-FAKHRU Vol. 3 No. 2 (2024): el Fakhru
Publisher : PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MAJENE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46870/elfakhru.v3i2.846

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap pendidikan Islam pada Pondok Pesantren di Indonesia dalam catatan sejarah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: Sejarah pesantren di Indonesia bermula pada era Wali Songo, sebelum masa penjajahan, pesantren digunakan sebagai wadah untuk menimba ilmu sekaligus menempa para santri agar dapat menyebarluaskan ajaran agama Islam, mendidik kader-kader pendakwah guna disebarkan ke seluruh Nusantara. Hasilnya bisa dilihat, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dan bahkan, jumlah pengikutnya adalah yang terbanyak di dunia. Diantara pesantren tertua adalah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Kebumen, Pondok Pesantren Luhur Dondong, Semarang, Pondok Pesantren Nazhatut Thullab, Sampang, Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, Pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo. Pada masa colonial, Indonesia dijajah dan pesantren selalu berhadapan dengan kolonialis Belanda yang sangat membatasi ruang geraknya. Sebagai respons penindasan Belanda tersebut, kaum santri mulai melakukan perlawanan. Antara tahun 1820-1880, pemberontakan kaum Padri di Sumatera yang dipimpin oleh Imam Bonjol, pemberontakan Diponegoro di Jawa, pemberontakan Banten akibat tanam paksa yang dilakukan Belanda dan pemberontakan di Aceh yg dipimpin antara lain oleh Teuku Umar dan Teuku Cik Ditiro. Pada akhir abad 19 Belanda mencabut resolusi yang membatasi jamaah haji sehingga jumlah peserta jamaah haji pun membludak. Kaum Muslimin melaksanakan haji sekaligus niat belajar agama d Makkah sehingga setelah kembali jumlah pesantren semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menjelang kemerdekaan, kaum santri terlibat dalam merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, yang diantaranya melahirkan Piagam Jakarta. Pesantren pada era kemerdekaan, para santri berjuang mempertahankan kemerdekaan, namun ponpes mendapat ujian karena Soekarno melakukan penyeragaman atau pemusatan pendidikan nasional. Akibatnya pengaruh pesantren mulai menurun kembali, jumlah pesantren berkurang, hanya pesantren besarlah yang mampu bertahan. Hal ini dikarenakan pemerintah mengembangkan sekolah- sekolah umum. Pondok Pesantren membentuk madrasah-madrasah sebagai sekolah umum bercirikan Islam.
Kolaborasi dalam Pecegahan Stunting di Desa Lekopadis Kecamatan Tinambung Nur, A Resqi Mubaraq; Iqram, Iqram; Ihksan, Luthfi; Nurmadina, Nurmadina; Amanda, Reski; Ayuningsih, Warma; Wulandari, Evi; novi, novi; Musyarrafah, Andi; Nurbayani, Nurbayani; Kamus, Kamus
JURNAL SIPISSANGNGI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2024): Sipissangngi Volume 4, Nomor 1, Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitan dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/jurnal.v4i1.5008

Abstract

Mahasiswa KKN KOLABORATIF DAN KEPARIWISATAAN (KOPAREKRAF) Desa Lekopadis melaksanakan kegiatan Sosialisasi Penangan Stunting Pada Kader Posyandu, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023., yang berlokasi di Aula Kantor Desa Lekopadis yang di hadiri oleh aparat desa, kader posyandu,kader cetting dan beberapa stekholder lainnya. Pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialisasi dimana menyasar para kader posyandu desa lekopadis. Seperti di ketahui mereka masi minim pengetahuan dalam memperaktekkan alat-alat yang di gunakan pada saat hari posyandu. Kegiatan ini membahas bagaimana cara penggunaan alat pengukur tinngi badan dan berat badan.
Pendekatan Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam Kamus, Kamus; Damopolii, Muljono; Yuspiani, Yuspiani; Sari, Yuni Purnama
Jurnal Pendidikan Jompa Indonesia Vol 3 No 4 (2024): JUPENJI: Jurnal Pendidikan Jompa Indonesia
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jupenji.Vol3.Iss4.1167

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran dan bagaimana metode pendekatan pembelajaran dalam Pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan pembelajaran dalam pendidikan Islam adalah metode yang digunakan dalam proses pendidikan, yang didasarkan pada ajaran dan nilai Islam. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh, meliputi aspek spiritual, intelektual, moral, emosional, dan sosial. Pendekatan pembelajarannya mencakup berbagai jenis, seperti pendekatan pengalaman; yaitu melibatkan pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik untuk menanamkan nilai agama, pembiasaan yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk konsisten mengamalkan agama dalam kehidupan sehari-hari, emosional; yaitu upaya merangsang perasaan & emosi peserta didik dalam memahami menghayati ajaran agama, sehingga mereka memperkuat ikatan emosional mereka dengan Allah, rasional; yaitu upaya memberikan peran yang penting kepada rasio atau akal untuk memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, serta menggali hikmah dan fungsi dari ajaran tersebut, fungsional; yaitu cara menyampaikan ajaran agama Islam dengan menekankan manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tahap perkembangan, dan keteladanan; yaitu menunjukkan contoh yang baik kepada peserta didik. Setiap pendekatan ini bertujuan untuk memperkuat pengajaran sesuai dengan prinsip Islam dan mendukung perkembangan holistik peserat didik.
The Implementation of Ta’zīr Punishment as an Educational Reinforcement in Islamic Law Djalaluddin, Muhammad Mawardi; Mas'ud, Bulqia; Sumardi, Dedy; Bararah, Isnawardatul; Kamus, Kamus
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 7, No 1 (2023): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v7i1.15101

Abstract

This article aims to examine the application of ta’zīr punishment as a reinforcement of education in Islamic law. Humans are mulattoes or social beings who are related to one another, they cannot be separated from interactions with others. In order for this relationship to be in the corridor and frame of justice, Allah sent down rules in the form of orders and prohibitions. This study is a normative legal study using ushul fiqh theory and maslāhah theory. This study concludes that all commands and prohibitions contained in Islamic law are based on the Qur'an and the commands and prohibitions of the Prophet. which is formulated in fiqh, it will be seen that everything has a specific purpose, namely the benefit of mankind. If there is a violation of these rules, a penalty will be imposed, whether the punishment is in the form of ḥadd, qiṣaṣ or ta’zīr punishment. In addition to ḥadd, qiṣaṣ, kaffārah punishments, ta’zīr punishments are seen as punishments/sanctions that contain educational values because they aim to create a deterrent effect on the perpetrators and become a lesson for others not to commit similar violations. Therefore, this study argues that the imposition of punishment in Islamic law including ta’zīr contains beneficial values that educate humans and has a deterrent effect for perpetrators and for others.
The Influence of Management and Teacher Quality on Madrasah Performance Based on Accreditation Instrument for Education Unit (IASP) 2020 in West Sulawesi Kamus, Kamus; Mas’ud, Bulqia; Saddang, Muhammad; Abdurrahman, Abdurrahman; Azwar, Azwar; Kurniawan, Rahmat
Scaffolding: Jurnal Pendidikan Islam dan Multikulturalisme Vol. 6 No. 3 (2024): Geographical Coverage: Indonesia
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/scaffolding.v6i3.7034

Abstract

This study examines the factors behind the low performance of madrasahs in West Sulawesi based on IASP 2020, analyzing root causes and assessing the impact of school management and teacher quality on educational outcomes. Using a mixed-methods approach, the study integrates quantitative and qualitative analyses. The quantitative phase examines secondary data from the National Accreditation Board, focusing on school leadership, teacher quality, teaching effectiveness, and student achievement. Correlation and regression analyses are employed to determine significant influences on madrasa performance. In the qualitative phase, 18 low-performing madrasahs are selected for focus group discussions (FGDs) and semi-structured interviews with key stakeholders, including school administrators, teachers, students, and education experts. Thematic analysis identifies recurring patterns, with findings triangulated against quantitative data for reliability and validity. The population in this study consists of 62 madrasahs targeted for accreditation in West Sulawesi in 2023. A sample of 36 madrasahs accredited with a C rating was then selected. The results highlight that school management and teacher quality are critical but often constrained by inadequate planning, inefficient resource allocation, and limited professional development. Additionally, learning processes and student quality mediate accreditation outcomes. The study underscores the necessity of comprehensive management reforms and targeted teacher training programs to enhance madrasa performance. These findings provide valuable insights for policymakers, educators, and stakeholders, offering evidence-based strategies to improve Islamic education quality in West Sulawesi.