<![CDATA[Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap perwakilan 11 pengurus UKM dari 11 UKM FILKOM UB, didapatkan hasil bahwa 63,6% responden mempunyai sistem pendataan dan dari 8 responden yang memiliki sistem pendataan sebanyak 75% memiliki permasalahan dalam pendataan. Beberapa aplikasi inventaris telah dikembangkan, namun belum ada yang dikhususkan untuk pengurus UKM FILKOM UB, yang mana aplikasi tersebut memiliki tingkat kepraktisan lebih dibandingkan proses pencatatan sebelumnya. Maka dari itu, dikembangkan sebuah aplikasi pendataan inventaris untuk pengurus UKM FILKOM UB. Aplikasi dikembangkan menggunakan SDLC Prototyping, bahasa pemrograman Kotlin, Firebase sebagai penyimpanan data, dengan arsitektur MVVM. Aplikasi di uji menggunakan black box testing, usability testing (efektivitas), efisiensi, dan yes no question. Black box testing dilakukan menggunakan scenario-based testing yang akan diuji kepada pengembang. Usability testing hanya menggunakan efektifitas lalu dilakukan menggunakan scenario-based testing yang akan diuji kepada responden dan diukur tingkat efektivitasnya. Efisiensi dilakukan untuk menghitung selisih dari waktu pengerjaan tugas untuk dihitung perbandingannya antara metode pencatatan sebelumnya dengan aplikasi yang dibuat. Yes no question dilakukan untuk uji penelitian yang bersifat subjektif. Pada black box testing, didapatkan tingkat keberhasilan 100%. Pada usability testing didapatkan tingkat efektivitas 100%. Pada pengujian efisiensi, didapatkan tingkat efisiensi 62.5%. Pada pengujian yes no question, seluruh responden menjawab ya untuk setuju aplikasi inventaris Android lebih praktis untuk inventarisasi dibandingkan aplikasi excel. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi inventaris UKM FILKOM UB dapat mengurangi ketidakperaktisan.]]>
