Natanael, Okki
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pencerahan Spiritual: Peran Kedewasaan Iman Kristen sebagai Garam dan Terang Dunia Pote, Dominggus; Natanael, Okki; Harijani, Tuty; Sinaga, Eddi Anton
SAINT PAUL'S REVIEW Vol. 4 No. 1 (2024): June
Publisher : STT Saint Paul Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang dibahas dalam artikel ini mengulas mengenai signifikansi orang-orang yang beriman dalam peran sebagai garam dan terang di tengah dunia, sejalan dengan kedewasaan iman mereka. Status individu yang memiliki dampak spiritual dalam ranah Kristen diasosiasikan dengan pematangan rohaniah yang berdampak positif pada sesama melalui prinsip-prinsip teologis yang dipegang teguh. Maksud dari tulisan ini adalah menguraikan bagaimana individu beriman yang telah mencapai kedewasaan rohaniah mampu memberikan pengaruh dan penerangan dalam lingkungan sekitarnya. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah melalui pengumpulan informasi dari kajian literatur. Temuan dari analisis ini menunjukkan bahwa individu yang telah meraih kedewasaan rohani dipanggil untuk menjadi teladan bagi dunia. Transformasi dalam konteks keberimanan memungkinkan mereka menjadi faktor krusial dalam menahan degradasi moral dunia akibat dosa dan kejahatan. Selain itu, kehadiran mereka juga memberikan penerangan bagi mereka yang tenggelam dalam kegelapan dunia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kehendak Tuhan adalah agar individu yang telah mencapai puncak kedewasaan iman dapat menjadi berkat bagi sesama melalui teladan dan tindakan hidup yang memancarkan inspirasi hidupp bagi orang lain.
Memperkenalkan Makna Perjamuan Kudus Dalam Pandangan Zwingli Nggebu, Sostenis; Setiyaningsih, Retno; Natanael, Okki; Matheos, Richard Hanny; Legi, Agustinus Hosea
Jurnal Teologi Cultivation Vol 8, No 1 (2024): JULI
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v8i1.2302

Abstract

The problem of this article is the importance of believers understanding Zwingli's view of the meaning of Holy Communion. The purpose of the discussion of this article is to review the understanding of the meaning of Holy Communion according to Zwingli. The method used in this research is literature study. As a result, it reveals that the meaning of Holy Communion in Zwingli's view is to commemorate the great work of Jesus Christ on the cross as well as for people to be united in faith so that they have fellowship with the living God. When receiving the bread and wine of the Holy Communion, people are awakened by their memories of the redemptive work of Jesus Christ on the cross. They imagined that it was Christ who was crucified because of their crimes and sins. Remembering to thank Him, that their salvation is only by the grace of Jesus through His death and resurrection. Even though Christ is not physically present but His presence is received in faith. His presence is to confirm and strengthen them that as God's chosen people they must love one another and keep faith in Him. And, that according to His promise, God will come back to invite people into eternity. Problem dari artikel ini pentingnya orang percaya memahami pandangan Zwingli tentang makna Perjamuan Kudus. Mengingat bahwa pandangan Zwingli tentang makna Perjamuan Kudus terbatas diintrodusir kepada jemaat. Tujuan pembahasan dari artikel ini mengulas pemahaman makna Perjamuan Kudus menurut Zwingli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Hasilnya, mengungkapkan bahwa makna Perjamuan Kudus dalam pandangan Zwingli guna mengenang karya agung Yesus Kristus pada salib sekaligus umat dipersatukan dalam iman agar bersekutu dengan Tuhan yang hidup. Tatkala menyambut roti dan anggur Perjamuan Kudus, umat dibangkitkan ingatan mereka tentang karya penebusan Yesus Kristus pada salib. Mereka membayangkan bahwa Kistus yang tersalib karena kejahatan dan dosa mereka. Mengenang untuk bersyukur kepada-Nya, bahwa keselamatan mereka hanya oleh anugerah Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Sekalipun Kristus tidak hadir secara fisik tetapi kehadiran-Nya diterima dalam iman. Kehadiran-Nya guna meneguhkan dan menguatkan mereka bahwa sebagai umat pilihan Allah mereka mesti saling mengasihi dan tetap beriman kepada-Nya dan menantikan kedatangan-Nya kembali.