Electric Bus is the EV (Electric Vehicle) product which supporting the green energy program. EV buses have short life cycle and suitable for city mass rapid transport. This research used Integrated Methodology into Business Model Canvas (BMC) to provide PSS on EV bus products. This business model has been translated to customer and company needs. This research was developed by modifying the input data information using Multi-layer Quality Function Deployment (QFD) and AHP method, which integrates customer and company needs. The result are 3 (three) business models of PSS, which represent business models M1- Product Oriented, M2-User Oriented, and M3-Result Oriented. There is business model M3-Result Oriented (Availability sarana/Buy the service) which recommended to be applied to the company. This model looks attractive for the customer because they don’t need to invest the product and it can optimize the operational cost. By this business model the company has more potential projects and repetitive revenue that the company can be achieved. Bus Listrik merupakan salah satu segmen produk EV (Electric Vehicle) yang mendukung program green energy pemerintah. Bus Listrik memiliki usia peremajaan yang relative singkat, serta sangat cocok digunakan untuk tranportasi masal perkotaan. Pada penelitian ini menggunakan Integrated methodology dalam perancangan Bisnis Model Canvas (BMC) untuk mendapatkan model bisnis PSS untuk segmen produk bus listrik. Pada model bisnis ini telah diterjemahkan tidak hanya kebutuhan pelanggan tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan perusahaan. Penelitian ini dibuat dengan melakukan modifikasi pada input informasi data awal dengan mengunakan Multi layer Quality Function Deployment (QFD) dan AHP yang diintegrasikan antara kebutuhan pelanggana dan perusahaan. Dari Hasil penelitian didipatkan 3 (tiga) model bisnis PSS yang mewakili bentuk bisnis model M1- Product Oriented, M2-User Oriented, dan M3-Result Oriented terdapat 1 (satu) model yang paling direkomendasikan untuk diaplikasikan oleh perusahaan yaitu model bisnis 3 (tiga) (Availibilty sarana/Buy the service). Model ini dipandang attractive bagi pelanggan karena pelanggan tidak perlu berinvestasi atas sarana serta dapat mengoptimalisasikan biaya operasi. Dengan model bisnis ini perusahaan memiliki potensi proyek dan pendapatan yang lebih banyak dan repetitif yang dapat diterima oleh perusahaan.