Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KM LESTARI MAJU DI PERAIRAN SELAYAR Virandika, Cece; Wahab, Ghayatri Gita Shafira; Anugrah, Pahriza Puji
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v3i1.13251

Abstract

Secara geografis Provinsi Sulawesi Selatan terletak antara 116˚ 122˚36’ Bujur Timur dan 0˚ 8˚ Lintang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah utara, Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur. Batas sebelah Barat dan Selatan masing masing adalah Selat Makassar dan Laut Flores. Kabupaten Kepulauan Selayar yang berada di Laut Flores secara administrasi merupakan bagian dari provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah sebesar 10.503,69 km2 (Wilayah daratan dan lautan) dan berpenduduk sebanyak 123.283 jiwa. Kapal laut sebagai salah satu alat angkutan yang berguna untuk memindahkan penumpang, barang, maupun hewan antar pulau, dimana perlu ditunjang dengan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung untuk melakukan bongkar muat. Transportasi laut merupakan salah satu alat transportasi yang sangat penting dalam menunjang perekonomian dan pembangunan nasional suatu bangsa. Dengan adanya dukungan transportasi laut dapat mengembangan kelancaran mobilitas penduduk dan barang dari beberapa kecamatan yang ada disekitarnya, yang masih terbatas angkutan jalannya, untuk memudahkan pelayanan. Sarana dan prasarana transportasi dikatakan memadai apabila dari sisi pengoperasiannya dapat melaksanakan fungsinya secara optimal sehingga terjadi kelancaran arus barang maupun penumpang. Penggunaan transportasi laut tidak akan terlepas dari kecelakaan yang terjadi baik itu pada kapal ataupun penumpang. Penyebab dari kecelakaan kapal pada umumnya merupakan faktor kelebihan dari angkutan daya angkut yang telah ditetapkan, baik angkutan barang ataupun orang. Keselamatan pelayaran adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan pelayaran secara lancar, sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelayakan teknis terhadap sarana dan prasarana beserta penunjangnya. Sedangkan keamanan pelayaran adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan pelayaran yang bebas dari gangguan atau tindakan yang melawan hukum. Pasal 1 butir 33 UU Nomor 17 Tahun 2008 menyatakan, bahwa kelailautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, permuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, serta manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
SEBARAN SEDIMEN DI DEGO-DEGO, SULAWESI SELATAN Wahab, Ghayatri Gita Shafira; Agusdiansyah, Dwi
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 6, Nomor 1, Tahun 2023
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v6i1.24260

Abstract

Dego-dego yang merupakan wilayah pesisir di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Wilayah perairan Dego-dego berbatasan langsung dengan laut flores, wilayah Dego-dego memiliki berbagai aktivitas seperti aktivitas pariwisata dan aktivitas ekonomi yang dapat merubah tatanan lingkungannya, perubahan tatanan lingkungan tersebut dapat terpengaruh oleh salah satu faktor, yaitu arus dan sedimentasi yang terjadi di wilayah perairan tersebut. Studi yang telah dikerjakan dalam penelitian ini adalah studi dengan memakai metode kuantitatif, yaitu metode dengan menggunakan analisis dengan model. Faktor sedimentasi merupakan proses dari perpecahan atau pelapukan batuan atau material organik yang tertranspor oleh gletser, air ataupun angin. Proses transport sedimen dipengaruhi oleh arus sehingga dapat membentuk pola sebaran sedimentasi yang berada di wilayah Dego-dego. Pasang surut menjadi parameter pembentuk pola sebaran arus. Sebaran sedimentasi diperoleh dengan menggunakan model numerik untuk menyimulasikan pola sebaran arus dan pola sebaran sedimen dalam skema 2D. Hasil pemodelan numerik ini menunjukkan bahwa sedimen bergerak perlahan dengan mengendapkan butiran sedimennya sehingga membentuk perubahan garis pantai, peralihan tatanan garis pantai tersebut dapat berpengaruh terhadap tatanan lingkungan wilayah Dego-dego. Metode pemodelan dilakukan menggunakan software MIKE 21 untuk memperoleh data hidro-osenografi melalui modul Coupled Model FM.