Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Dampak Pasca Pandemi terhadap Perekonomian di Kabupaten Sambas Hardiyanti, Desi; Nursyifa, Ferzie
Sosiosaintika Vol. 2 No. 2 (2024): SOSIOSAINTIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Publisher : CV Global Research Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59996/sosiosaintika.v2i2.384

Abstract

Studi ini mengeksplorasi dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian Kabupaten Sambas dengan fokus pada ketidakpastian ekonomi, dampak sector-spersifik, serta efek positif dan negatifnya. Metode penelitian yang digunakan meliputi riset kualitatif, survei, studi kasus, wawancara, dan analisis literatur, menyediakan wawasan komprehensif tentang konsekuensi pandemi terhadap ekonomi wilayah tersebut. Dampak pandemi mencakup penurunan pendapatan utama, perubahan pola pengeluaran rumah tangga, kesulitan akses terhadap kesempatan kerja atau usaha, dan perubahan permanen dalam cara bekerja. Dampak emosional pasca pandemi juga menjadi perhatian, dengan respon emosional yang bervariasi di antara responden dalam survei dan wawancara. Hasil survei menunjukkan mayoritas responden mengalami penurunan pendapatan utama, terutama di sektor UMKM dan pariwisata, namun mereka mengadopsi strategi kreatif seperti beralih ke model bisnis online untuk mengatasi penurunan tersebut. Wawancara dengan pedagang lokal mengungkapkan perubahan signifikan dalam cara mereka berjualan demi menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berubah serta peluang baru yang muncul pasca pandemi. Meskipun adanya kesulitan, banyak dari responden melaporkan peningkatan pendapatan dan kesempatan baru pada fase pasca pandemi. Di sisi lain, dampak emosional dari pandemi juga menjadi fokus, menekankan pentingnya dukungan psikologis bagi masyarakat yang mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan tersebut. Secara keseluruhan, studi ini memberikan wawasan yang berharga untuk pengembangan kebijakan yang mempertimbangkan keadaan masyarakat dan pelaku usaha lokal di Kabupaten Sambas dalam menghadapi dan memulihkan diri dari dampak pandemi COVID-19.
Stunting dan Ketimpangan Sosial: Implementasi Kebijakan Percepatan Penurunan Stunting di Kecamatan Sambas Halim; Nursyifa, Ferzie
Ekodestinasi Vol. 3 No. 1 (2025): EKODESTINASI: Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata
Publisher : CV Global Research Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59996/ekodestinasi.v3i1.144

Abstract

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, stimulasi psikososial yang tidak memadai, serta kurangnya pengetahuan dan informasi orang tua mengenai stunting. Faktor-faktor utama penyebab stunting antara lain praktik pemberian kolostrum dan ASI eksklusif yang tidak optimal, pola konsumsi anak yang kurang bergizi, penyakit infeksi, terbatasnya akses dan ketersediaan bahan makanan, serta kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan yang buruk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengungkap realitas sosial secara mendalam dan objektif sebagaimana adanya. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program penurunan stunting di Kecamatan Sambas belum optimal, di antaranya karena belum seluruh balita terdata atau terukur secara menyeluruh sehingga validitas data belum mencapai 100%. Selain itu, rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat turut menjadi tantangan utama, sehingga peran Balai Penyuluhan KB dalam edukasi gizi dan kesehatan sangat diperlukan, meskipun hingga saat ini belum berjalan secara maksimal. Kabupaten Sambas sendiri baru menerapkan kebijakan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Meskipun data menunjukkan adanya penurunan angka stunting, hal tersebut belum sepenuhnya valid mengingat bayi yang baru lahir belum dapat dikategorikan stunting karena masih berada dalam fase pencegahan. Penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan akses terhadap pangan bergizi serta layanan kesehatan yang terjangkau perlu dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting.