Pratama, I Putu Wahyu
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LITERASI AGAMA DALAM NARASI RUANG VIRTUAL Suciartini, Ni Nyoman Ayu; Pratama, I Putu Wahyu
Sirok Bastra Vol 11, No 2 (2023): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v11i2.480

Abstract

Literasi di ruang virtual dan media sosial perlu dikembangkan di tengah maraknya narasi-narasi berita bohong maupun konten digital yang kurang mendidik. Pemanfaatan ruang virtual dan media sosial seharusnya diisi dan dikembangkan dengan konten positif, mengedukasi, dan dapat memotivasi generasi muda untuk mengembangkan kebudayaan, ritual, adat istiadat, dan tradisi di dalamnya. Sepanjang apa pun sejarah dan sejauh apa pun peradaban melesat dengan perkembangan teknologi informasi di dalamnya, penanaman nilai toleransi, kerukunan, kecintaan terhadap kebudayaan, dan pendidikan karakter memang wajib dan harus dilakukan sebagai bagian dari roh pendidikan, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Sebab, jika anak-anak atau generasi telah memiliki karakter yang kuat, mereka tidak akan mudah tercerabut dari akarnya. Tantangan era ini tentu berhadapan dengan adanya ruang virtual dan dunia digital yang beragam, lebih menarik, dan lebih menjangkau banyak khalayak. Hal inilah yang seharusnya dimanfaatkan dalam dunia pendidikan untuk menjadi media dalam pembelajaran apa pun, termasuk di dalamnya menjadi manusia yang moderat dan toleran demi keutuhan NKRI. Ruang virtual dan media digital perlu dianalisis untuk dapat menjadi media pembelajaran yang inovatif untuk mendukung hal-hal baik dan positif serta melibatkan generasi muda untuk ikut andil di dalamnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai pendidikan karakter dalam ruang virtual dan media digital sebagai media pembelajaran moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan bantuan metode kajian pustaka, wawancara, dan kuesioner. Pisau analisis yang dipakai, yaitu Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang virtual dan media digital dengan narasi, bahasa, dan konteks yang mendukung sebuah wacana virtual dan digital dapat berdampak positif untuk mengedepankan konten agama, seni tradisi, dan budaya, memuat nilai-nilai pendidikan karakter, dan menjadi media penguatan perilaku moderat dan toleransi beragama.
MENGENAL TIKA SEBAGAI KALENDER BALI KUNO DALAM KAITANNYA DENGAN ILMU JYOTISHA Pratama, I Putu Wahyu; Sari, Anggy Paramitha
Sphatika: Jurnal Teologi Vol 14 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/sphatika.v14i2.3054

Abstract

A calendar is one item whose function and use is very important at home or in the office, because from the calendar humans get information related to the time period of the day, date, month and year. One of them is the past calendar system used by the ancient Hindu community which used a calendar system known as the Tika Calendar. The Tika calendar is an object that is generally made of wood to see the day, rest and determine the dewasa ayu or auspicious days by using various special signs to determine the time period of the dewasa ayu. To read Tika, knowledge of Wariga science and understanding of special signs in the form of images or symbols that are displayed on the Tika are needed. The basic form of Tika is a picture of 30 wuku columns and 7 rows depicting the 7 long days of each wuku. The seven days in the basic image of Wuku are the homes of Sapta Wara, wewaran whose cycle is 7 days. In general, the Tika section consists of 30 wuku columns located at the top. Then on the side there are eight lines. Seven lines of the day or Saptawara and the eighth line is Ingkel. The shape of Tika also varies, some are made of wood, paper and cloth. The connection between the Tika Calendar and Jyotisha as the Science of Hindu Astronomy and Astrology which are very closely related to the all activities of Balinese Hinduism.