This Author published in this journals
All Journal Consilium
Yelti, Micel
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Self Esteem Pada Siswa Korban Perceraian Yelti, Micel; Afdal, Afdal
Consilium Vol 1, No 2 (2021): Consilium
Publisher : Consilium

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/0847cons

Abstract

Self esteem adalah penilaian diri bagaimana seseorang memandang atau menilai diri sendiri yang berhubungan dengan kualitas-kualitas diri, perasaan mampu atau tidak mampu, perasaan diterima atau tidak diterima. Lingkungan keluarga tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, sering terjadi keributan yang menyebabkan pertengkaran akan berakhir pada perceraian, akan membuat anak merasa dirinya kurang baik dan menimbulkan self esteem yang negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis self esteem pada siswa korban perceraian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif berupa studi kasus. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, yang membahas mengenai aspek self efficacy siswa tentang keyakinan akan kemampuan diri untuk berfikir dan belajar, keyakinan memilih dan membuat keputusan yang tepat untuk menguasai tantangan dan perubahan. Kemudian pada aspek self respect membahas mengenai kepercayaan diri akan pencapaian, kesuksesan, pertemanan, kepercayaan akan dihargai, dan kepercayaan akan cinta. Penelitian ini dilakukan terhadap 3 orang siswa dengan rincian 2 orang siswa perempuan dan 1 orang siswa laki-laki yang orangtuanya bercerai (umur rata-rata 12-13 tahun; berstatus pelajar) melalui wawancara.Hasil penelitian ini menemukan bahwa siswa dengan status keluarga bercerai cenderung memiliki self esteem yang rendah, yang ditandai dengan selalu melihat diri mereka dengan sudut pandang yang negatif, seperti tidak nyaman dengan diri sendiri, selalu berharap menjadi orang lain karena menganggap bahwa orang lain lebih hebat dibandingkan dirinya, berlebihan dalam menanggapi kegagalan, sering merasa sedih, lebih banyak memandang kehidupan dari sisi negatif saja, tidak suka dikritik orang lain, tidak berhubungan akrab terhadap sekitarnya, tidak mau mengambil resiko, sering berpikiran buruk terhadap orang lain, mudah menyerah, dan tidak percaya diri. Terkait dengan temuan ini, para orangtua yang sudah bercerai dan memiliki anak, disarankan seharusnya orangtua lebih memberikan perhatian, kasih sayang kepada anak-anaknya. Agar anak tetap merasa berharga dan dapat menilai dirinya lebih positif sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal negatif. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan Implikasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling, layanan yang dapat diberikan yaitu layanan konseling individual dan layanan konseling kelompok.